Seni Ornamen Nusantara sebagai Secondary Skin bagi Sun Control pada Bangunan
Abstract
Sinar matahari yang masuk ke dalam ruang secara berlebihan akan mengakibatkan silau. Hal ini
dapat diatasi dengan pengaturan masuknya cahaya matahari. Pengaturan ini dapat menggunakan
kulit kedua (secondary skin) dari bangunan. Kekayaan seni ornamen Nusantara berpotensi sebagai
inspirasi desain kulit kedua ini. Penelitian ini diawali dengan kajian ragam seni ornamen Nusantara
yang berpola geometris melalui studi literatur dan penelusuran melalui search engine di internet.
Ragam pola ornamen yang diperoleh digambar ulang menggunakan program ProgeCAD 2009 Smart
dan dimodelkan pada beberapa kondisi ruang dengan program SketchUp. Selanjutnya dilakukan
simulasi penetrasi cahaya matahari yang masuk ke ruang pada jam 9 pagi, 12 siang, dan 3 sore.
Hasilnya dianalisis secara visual melalui pola pembayangan yang terjadi pada interior ruang model.
Penggunaan secondary skin dengan tiga motif secara umum mengurangi intensitas cahaya yang
masuk sehingga mengurangi tingkat kesilauan. Orientasi ruang berpengaruh terhadap kedalaman
masuknya cahaya matahari. Penggunaan motif dengan geometri pola yang cenderung besar
menyebabkan efek bayangan yang lebih besar sehingga dapat membuat suasana dramatis namun
dapat mengganggu kenyamanan pandang. Suasana ruang yang beragam dapat tercipta oleh
bayangan yang terjadi saat cahaya matahari masuk ke dalam ruang. Ornamen dengan pola yang
sederhana dan memiliki repetisi ritmis akan menciptakan suasana yang lebih netral. Ornamen
dengan luas pelubangan yang besar akan menimbulkan suasana yang lebih terang.