Seni Ornamen Nusantara sebagai Secondary Skin bagi Sun Control pada Bangunan
dc.contributor.author | Nugroho, Muhammad Siam Priyono | |
dc.date.accessioned | 2013-12-10T05:50:01Z | |
dc.date.available | 2013-12-10T05:50:01Z | |
dc.date.issued | 2012-12-18 | |
dc.identifier.citation | Brough, Eric (2008), “Islamic Geometric Patterns”, Thames & Hudson, London Priyono, M.S (2012), “Potensi Seni Geometri Islam Sebagai Secondary Skin bagi Sun Control pada Bangunan”, Prosiding Seminar Arsitektur Islam 2 UMS, ISSN 2252-8962 Prowler (2008), “Sun Control and Shading Device”, 23 April 2012, http://www.wbdg.org/resources/ suncontrol.php Satwiko, Prasasto (2004) “Fisika Bangunan 1”, Penerbit Andi, Jogjakarta Sunaryo, Aryo (2011), “Ornamen Nusantara: Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia”, Dahara Prize, Semarang Sutton, Daud (2007), “Islamic Design: A Genius for Geometry”, Walker Publishing Company Inc, New York Wikipedia (2012), “Double Skin Facade”, 3 April 2012, http://en.wikipedia.org/wiki/ Double-skin facade Yeang, Kenneth, (1994), “Bioclimatics Skyscrapers”, Artemis, London | en_US |
dc.identifier.issn | 1412-9612 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/3949 | |
dc.description.abstract | Sinar matahari yang masuk ke dalam ruang secara berlebihan akan mengakibatkan silau. Hal ini dapat diatasi dengan pengaturan masuknya cahaya matahari. Pengaturan ini dapat menggunakan kulit kedua (secondary skin) dari bangunan. Kekayaan seni ornamen Nusantara berpotensi sebagai inspirasi desain kulit kedua ini. Penelitian ini diawali dengan kajian ragam seni ornamen Nusantara yang berpola geometris melalui studi literatur dan penelusuran melalui search engine di internet. Ragam pola ornamen yang diperoleh digambar ulang menggunakan program ProgeCAD 2009 Smart dan dimodelkan pada beberapa kondisi ruang dengan program SketchUp. Selanjutnya dilakukan simulasi penetrasi cahaya matahari yang masuk ke ruang pada jam 9 pagi, 12 siang, dan 3 sore. Hasilnya dianalisis secara visual melalui pola pembayangan yang terjadi pada interior ruang model. Penggunaan secondary skin dengan tiga motif secara umum mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga mengurangi tingkat kesilauan. Orientasi ruang berpengaruh terhadap kedalaman masuknya cahaya matahari. Penggunaan motif dengan geometri pola yang cenderung besar menyebabkan efek bayangan yang lebih besar sehingga dapat membuat suasana dramatis namun dapat mengganggu kenyamanan pandang. Suasana ruang yang beragam dapat tercipta oleh bayangan yang terjadi saat cahaya matahari masuk ke dalam ruang. Ornamen dengan pola yang sederhana dan memiliki repetisi ritmis akan menciptakan suasana yang lebih netral. Ornamen dengan luas pelubangan yang besar akan menimbulkan suasana yang lebih terang. | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | ornamen nusantara | en_US |
dc.subject | secondary skin | en_US |
dc.subject | sun control | en_US |
dc.title | Seni Ornamen Nusantara sebagai Secondary Skin bagi Sun Control pada Bangunan | en_US |
dc.type | Article | en_US |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
Simposium Nasional Ke-11 RAPI 2012
Inovasi Teknologi Industri, Rancangan dan Rekayasa Teknik untuk Meningkatkan Daya Saing Global