dc.contributor.author | Hidayah, Nur | |
dc.date.accessioned | 2013-12-12T07:50:52Z | |
dc.date.available | 2013-12-12T07:50:52Z | |
dc.date.issued | 2013-06-01 | |
dc.identifier.citation | Rachman. F. (2009). Anakku, Kuantarkan Kau Ke Surga: Panduan Mendidik Anak Di Usia Baligh. Bandung: PT Mizan Pustaka. Srikusmayati (2012). http://srikusmayati.blogspot.com/2012/12/seksiologi-pentingnyapendidikan-seks.html (diunduh, 16 Mei 2013) Susilo, M.J. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan:manajemen pelaksanaan dan kesiapan sekolah menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Urbayatun, S.(2009). Urgensi pendidikan seksual pada anak (makalah, diskusi menyambut hari anak oleh PSW UAD, 1 Agustus 2009) | en_US |
dc.identifier.isbn | 9789796361533 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/3951 | |
dc.description.abstract | Abstraksi. Dalam suatu proses pendidikan, kurikulum merupakan komponen sentral yang
sangat penting untuk proses menanamkan suatu konsep/konstruk materi pada peserta didik.
Kurikulum ibarat lintasan yang akan ditempuh oleh penyelenggara pendidikan untk
mencapai garis finish atau tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pentingnya kurikulum
juga diibaratkan sebagai jantung dalam proses pendidikan. Pendidikan kesehatan reproduksi
(seks) pada anak-anak dikeluarga merupakan subject matter yang mendasar wajib diberikan
pada anak sebelum banyak berinteraksi dan bergaul dengan masyarakat luas baik di sekolah
maupun diluar sekolah. Oleh karena itu gagasan perlunya desain kurikulum pendidikan
kesehatan reproduksi (seks) dikeluarga sangat diperlukan sebagai wawasan baru bagi
orangtua untuk mendidik putra-putrinya terkait dengan pendidikan kesehatan reproduksi
(seks) sejak dini mungkin. Metode penulisan karya ini dengan menggunakan analisis pustaka
dari beberapa sumber yang relevan terkait dengan desain kurikulum pendidikan kesehatan
reproduksi (seks) untuk anak di lingkungan keluarga. Langkah untuk
mendesain/mengembangkan kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi (seks) bagi anak di
lingkungan keluarga dilakukan dengan cara: 1) melakukan analisis kemampuan potensi
keluarga (kekuatan dan kelemahan); 2) melakukan pengkajian dan perumusan standar
kompetensi anak yang sesuai dengan cita-cita orangtua; 3) merumuskan standar isi
kurikulum yang mencakup materi dan strategi membelajarkan pendidikan kesehatan
reproduksi (seks) pada anak; 4) menyusun kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi (seks)
yang dikemas dengan konsep sersan (serius tapi santai); 4) menyiapkan model kalender
pembelajaran pendidikan kesehatan reproduksi (seks) dengan pendekatan PAKEM. | en_US |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Surakarta | en_US |
dc.subject | kurikulum | en_US |
dc.subject | pendidikan | en_US |
dc.subject | kesehatan reproduksi | en_US |
dc.title | Mendesain Kurikulum Pendidikan Kesehatan Reproduksi (Seks) bagi Anak di Lingkungan Keluarga | en_US |
dc.type | Article | en_US |