Show simple item record

dc.contributor.authorShobahiya, Mahasri
dc.date.accessioned2013-12-13T08:29:54Z
dc.date.available2013-12-13T08:29:54Z
dc.date.issued2013-06-01
dc.identifier.citationArif, A. (2002). Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Digital Qur’an ver 3.2). Fadlillah, M.,& Khorida, L.M. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Ilyas, Y. (2007). Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI UMY. Indarti, N. (2008). Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter? Yogyakarta: Tiara Wacana. Jinan, M.,& Christina, A. (2011). Awas Anak Kecanduan Games. Sidoarjo: Filla Press. Koesoema, D. (2007). Pendidikan Karakter (Strategi Mendidik Anak di Zaman Global). Jakarta: Rasindo. Lidwa Pusaka i-Software Kitab 9 Imam Hadist). Musfiroh, T. (2008).Character Building. Yogyakarta: Tiara Wacana. Pratiwi, W.D. (2008). Menanamkan Cinta pada Anak. Bandung: Bumi Aksara. Scheafer. (1989). Metode Mendisiplinkan Anak. Jakarta: Bumi Aksara. Soedarso, S. (2007). Character Building. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sunarti, E. (2008). Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XI Program IPA dan IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS. Tafsir, A. (2007). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Rosdakarya. Ulwan, A.N. (2007). Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani. Widayanti, I.S. (2012). Mendidik Karakter dengan Karakter. Jakarta: Arga Tilanta. Zuhriyah, N. (2007). Pendidikan Moral dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara.en_US
dc.identifier.isbn9789796361533
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/3980
dc.description.abstractOrang tua tidak boleh terlalu mudah menyalahkan anak atau mengklaim anak “nakal”. Ada yang perlu dicermati, mengapa anak membangkang? Jangan -jangan, karena orang tua sendirilah yang menghantarkan anak menjadi suka membangkang. Saat anak menemukan ada yang berbeda antara apa yang dipesankan, apa yang diungkapkan orang tua dengan apa yang dilakukan oleh orang tua mereka, akan membuat anak menjadi galau. Saat anak menemukan ada yang berbeda antara yang dipesankan oleh guru mereka dengan apa yang dilakukan oleh orang tua mereka, di benak dan hati mereka akan kacau. Kegalauan dan kekacauan hati tersebut bisa membuat mereka enggan juga melakukan apa yang diharapkan orang tua untuk melakukan.Oleh karena itu, ketika orang tua melihat ada gejala-gejala anak menunjukkan sikap membangkang, perlu bersegera introspeksi diri, sudahkah “kita menjadi teladan bagi anak kita”. Hakekatnya orang tua memang tidak hanya sekedar memberi contoh atau teladan saja. Jika sekedar memberi contoh, hal itu berarti menjadikan pendidikan yang diberikan oleh orang tua merupakan pendidikan semu.Pendidikan karakter tidak akan pernah berhasil jika dikembangkan dengan pendidikan semu. Kemantapan seorang pendidik dalam menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter di antaranya dipengaruhi oleh konsistensi yang melekat pada seorang pendidik tersebut, ada kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Hal itu pulalah yang menghantarkan orang tua sebagai pendidik untuk punya kepekaan sekaligus perhatian terhadap lingkungan yang mengitari putra-putri mereka.Kelengahan orang tua terhadap lingkungan anak sangat mungkin mempengaruhi perubahan yang sangat berarti pada karakter anak. Karakter yang dibangun oleh orang tua sejak anak-anak mereka batita, bahkan sejak anak masih dalam kandungan bisa disapu habis oleh lingkungan yang membawa nilai-nilai yang berseberangan dengan yang ditanamkan orang tua.Oleh karena itu, keteladanan dan perhatian orang tua menjadi sangat penting untuk menjadikan anak berkarakter bukan sebagai “pembangkang”.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectorang tuaen_US
dc.subjectketeladananen_US
dc.subjectperhatianen_US
dc.subjectpendidikan karakteren_US
dc.titleMengapa Anak Menjadi “Pembangkang”?en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record