dc.identifier.citation | Acland, S. (2011). “The Tower Hamlets Family Well-being Model”, dalam www.webfronter.com Ali, N., dan Yeni, R., (2005). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Penerbit UniversitasTerbuka. Baldwin, E.E. (1996). “Family Well-being : A Conceptualization Guide to Professional Parctice”, paper dalam Toward a Theory of Family Well–Being, presented at the Annual Meeting of the American Association of Family and Consumer Sciences Nashville, Tennessee June 29-30, 1996 Berns, Roberta M. (2007). Child, Family, School, Community. 6 th ed. USA: Wadsworth. Bonomi, A.E., Boudreau, D.M., Fishman, P.A., Meenan, R.T., Revicki, D.A. (2005) Is “a family equal to the sum of its parts? Estimating family-level well-being for cost-effectiveness analysis” .dalam Quality of Life Research, 14, 1127–1133. Briawan D, Herawati T. (2008). “ Peran Stimulasi Orang tua Terhadap Perkembangan Anak Balita Keluarga Miskin” . Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol 1 No 1. Januari, 2008. Buckner, J. C., Beardslee, W. R., & Bassuk, E. L. (2004). Exposure to violence and low income children’s mental health: Direct, moderated, and mediated relations. American Journal of Orthopsychiatry, 74, 413–423. doi: 10.1037/0002-9432.74.4.413 Clark, D.A. (2005). The capability approach: its development, critiques and recent advances. Research Paper GPRG-WSP-032. Economic and Social Research Council: Global Poverty Research Group. Institute for Development Policy and Management: University of Manchester Dariyo A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Dryfoos, J. (1990). Adolescents at risk: Prevalence and prevention. New York: Oxford University Press. Fahey, T., Keilthy, P., and Polek, E. (2012). Family Relationships and Family Well-Being: A Study of the Families of Nine Year-Olds in Ireland. University College Dublin and the Family Support Agency, Dublin Hallahan, D.P., Kauffman, J.M., & Pullen, P.C. (2009). Exceptional learners: An introduction to special education. Boston: Pearson. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (terjemah : Istiwidianti dan Soedjarwo ) . Jakarta: Erlangga Macgregor, C.A. and Sheerin, D. (2006). “Family life and relationships in the health of the nation outcome scales for children and adolescents”. Psychiatric Bulletin, 30, 216–219. McLeod, S. A. (2009). Jean Piaget Cognitive Theory. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/piaget.html Milligan, S., Fabian, A., Coope, P., & Errington, C. (2006). Family Well-being Indicators from the 1981–2001 New Zealand Censuses, New Zealand : The University of Auckland & University of Otago Morrison, G. S. (1988). Early childhood education today. 4 th ed. Columbus: Merril Publishing Company. Rahman, U. (2009). “Karaktersitik perkembangan Anak Usia Dini”, dalam Lentera Pendidikan, Vol. 12, No.1, Juni 2009: 46-57. Santrock JW. (2002). Life span development 8th edition. USA: Mc Graw Hill. Siswoyo, D. (2005). Metode Pengembangan Moral Anak Prasekolah. Yogyakarta: FIP UNY. Suryadi, A., 2007. “Kebijakan Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)” Makalah disampaikan dalam Diskusi tentang “Problem Pendidikan Nasional” di UMP Suryani, L. (2008). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Syah, M. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Rosda. Voydanoff, P. (2007). Work, family, and community. Exploring interconnections. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Wollny, I., Apps, J., Henricson, C. (2010). Can Government Measure Family Well-being? A Literature Review, London : Family & Parenting Institute. Zeitlin. M. (2000). Peran Pola Asuh Anak : Pemanfaatan Hasil Studi Penyimpangan Positif Untuk Program Gizi. Jakarta : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII. UPI. | en_US |
dc.description.abstract | Tujuan penulisan artikel ini adalah mengkaji aplikasi The Tower Hamlets Family
Well-being Model yang dikembangkan oleh Susan Acland dalam mengoptimalkan tumbuh
kembang anak usia dini. Model ini memiliki keunggulan karena model ini memberikan
panduan menuju kesejahteraan keluarga dengan melibatkan anak, orang tua dan pihak lain
yang dianggap berkait langsung dengan tumbuh kembang anak. Menurut model ini untuk
mencapai tumbuh kembang anak yang optimal maka semua kebutuhan keluarga harus
terpenuhi, yaitu kebutuhan umum, kebutuhan tambahan dan kebutuhan khusus. Model ini
juga menetapkan dengan jelas struktur, arah konsultasi, arah koordinasi dan kerjasama antara
keluarga dengan lembaga terkait untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Model ini
menjelaskan pendekatan untuk menuju kesejahteraan keluarga dengan tiga tahap, 1) Tahap
pertama: Pemenuhan kebutuhan umum, semua anak dan orang tua berhak terpenuhi
kebutuhan umum ini, misalnya kebutuhan kesehatan, perumahan, pendidikan. 2) Tahap
kedua : pemenuhan kebutuhan tambahan untuk pemenuhan kebutuhan umum, misalnya
tambahan fasilitas, tambahan kesempatan, dukungan sosial dan emosi. 3) Tahap ketiga :
pemenuhan kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan khusus sesuai dengan masalah anak dan
keluarga, misalnya perlindungan hukum, pelayanan kesehatan, pendidikan khusus. Aplikasi
The Tower Hamlets Family Well-being Model dalam mengoptimalkan tumbuh kembang
anak, yaitu : Tahap pertama : memenuhi kebutuhan fisiologis berupa pemberian makanan
sehat, sandang, kesehatan. Memberi pendidikan formal, non formal dan informal, memberi
perlindungan fisik dan psikis. Tahap kedua : memberi dukungan fasilitas, dukungan sosial,
dan dukungna emosi pada proses tumbuh kembang anak. Tahap ketiga : pendampingan untuk
anak dan anggota keluarga, misalnya pemberian pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan
khusus. | en_US |