Show simple item record

dc.contributor.authorSetiawan, Budi
dc.contributor.authorAsroni, Ali
dc.contributor.authorNurchasanah, Yenny
dc.date.accessioned2013-12-20T09:30:01Z
dc.date.available2013-12-20T09:30:01Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.citationAnonim, (1989), Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI 03-1727-1989, Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta Anonim, (2002), Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, SNI-1726-2002, Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah, Badan Penelitian Dan pengembangan permukiman Dan Prasarana Wilayah, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Permukiman, Bandung Asroni, A., (2009), Struktur Beton Lanjut, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Asroni, A., (2010), Balok dan Plat Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta Asroni, A., (2010), Kolom, Fondasi dan Balok ‘T’ Beton Bertulang, Graha Ilmu, Yogyakarta Departemen Pekerjaan Umum, (2002), Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03- 2847-2002, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung Janwar, R.A., (2013), Kebutuhan Material Pada Perencanaan Portal Beton Bertulang Dengan Sistem Daktail Penuh Di Wilayah Gempa Tiga. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Putranto, G.B., (2013), Kebutuhan Material Pada Perencanaan Portal Beton Bertulang Dengan Sistem Elastik Penuh Di Wilayah Gempa Tiga. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta Suprayogi, (1991), Cara Praktis Perencanaan Kolom Beton Bertulang Berdasarkan Pedoman Beton 1989, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakartaen_US
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4047
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara yang memiliki intensitas gempa yang cukup besar, karena berada di jalur pertemuan lempeng Circum Pasifik dan lempeng Mediterania. Dengan keberadaan lempeng tersebut Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa. Wilayah gempa 3 merupakan salah satu bagian wilayah gempa yang memiliki intensitas gempa yang cukup tinggi. Berkaitan dengan dengan taraf kinerja struktur gedung, terdapat 3 tingkatan sistem daktilitas yang digunakan dalam perencanaan. Ketiga sistem tersebut adalah sistem perencanaan gedung dengan prinsip elastik penuh, prinsip daktail parsial dan prinsip daktail penuh. Oleh karena itu setiap bangunan bertingkat tinggi harus benar-benar kuat dan mampu bertahan terhadap seluruh beban yang bekerja. Semakin meningkatnya jumlah kebutuhan material bahan bangunan guna menunjang kegiatan pembangunan gedung pada saat ini, perhitungan kebutuhan material bahan bangunan harus diperhitungkan dengan teliti dan seksama, sehingga memenuhi asas efisiensi dan syarat kekuatan bangunan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan membandingkan seberapa besar jumlah kebutuhan material pada perencanaan portal beton bertulang pada elemen balok dan kolom dengan sistem elastis dan daktail penuh untuk bangunan gedung bertingkat 3. Metode perencanaan yang digunakan mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989), Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI-1726-2002). Alat bantu yang digunakan berupa program SAP 2000 v.8 non Linear, Mirosoft Excel, dan Autocad. Mutu beton f ’ sebesar 20 MPa, mutu baja tulangan f sebesar 300 MPa. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah : untuk sistem elastis penuh dimulai dari lantai 1, 2 dan 3 diperoleh dimensi balok masing-masing 350/600; 350/550 dan 300/550. Untuk kolom berdimensi 800/800; 700/700 dan 500/500. Sedangkan untuk sistem daktail penuh diperoleh dimensi balok 300/500; 300/500 dan 250/450. Untuk kolom berdimensi 880/880; 660/660 dan 440/440. Dari keduanya diperoleh kebutuhan total material beton dan tulangannya masing-masing untuk sistem elastis penuh volume beton sebesar 29,444 m3 dan volume besi diperoleh sebesar 10833 kg. Sedang pada sistem daktail penuh volume beton sebesar 27,132 m3 dan volume besi sebesar 7952,816 kg. Dari kedua hasil perhitungan kebutuhan material tersebut bila kita bandingkan antara sistem elastis penuh dengan sistem daktail penuh selisih sebesar 7,78 % untuk beton dan 36,22 % untuk besi. Sehingga dapat disimpulkan dari tinjauan analisis perhitungan kebutuhan material untuk sistem daktail penuh lebih efisien daripada sistem elastis penuh.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectdaktail penuhen_US
dc.subjectelastis penuhen_US
dc.subjectkebutuhan materialen_US
dc.subjectkomparasien_US
dc.subjectwilayah gempa 3en_US
dc.titleStudi Komparasi Kebutuhan Material pada Perencanaan Struktur Balok dan Kolom Portal 3 Lantai Sistem Elastis Penuh dan Daktail Penuh di Wilayah Gempa 3en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Simposium Nasional Ke-12 RAPI 2013
    Pengembangan Teknologi Berbasis Pendekatan Kluster & Konsorsium Riset Menuju Masterplan Pengembangan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Show simple item record