• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)
    • Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) I 2013
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)
    • Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) I 2013
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Penentuan Prioritas Mode Kegagalan Penyebab Kecacatan Produk dengan Anova (Studi Kasus: CV. Putra Nugraha Triyagan)

    Thumbnail
    View/Open
    Full Text (171.3Kb)
    Date
    2013-11-23
    Author
    Nursanti, Ida
    Aji, Dimas Wisnu
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Produk cacat merupakan salah satu waste (sampah) didalam suatu proses produksi yang merugikan perusahaan. Untuk mengurangi jumlah produk cacat yang dihasilkan, maka perlu dilakukan identifikasi dan pengukuran komponen atau bagian dari proses produksi yang menyebabkan kecacatan dan perlu dilakukan perbaikan. Pada penelitian ini dibahas penentuan prioritas mode kegagalan yang menyebabkan kecacatan produk pada proses pencetakan LKS (Lembar Kerja Siswa) dengan menggunakan metode FMEA sebagai dasar untuk perbaikan kualitas di CV. Putra Nugraha Triyagan. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur atau menentukan prioritas mode kegagalan berdasarkan level resiko pada suatu sistem, desain, proses, dan pelayanan. Evaluasi level resiko dilakukan dengan menggunakan Risk Priority Number (RPN), dimana indeks RPN ditentukan berdasarkan perkalian dari indeks severity, occurrence, dan detection. Dengan asumsi bahwa tim penilai memiliki perselisihan pendapat pada skala rangking dari ketiga indeks tersebut dan ketiga indeks tersebut memiliki tingkat kepentingan yang sama, maka prioritas mode kegagalan ditentukan dengan menggunakan ANOVA. ANOVA juga digunakan untuk membandingkan rata-rata dari indeks RPN, sehingga dapat diketahui apakah ada dua atau lebih mode kegagalan dengan nilai RPN yang sama. Dari hasil perhitungan ANOVA berdasarkan indeks severity, occurrence, dan detection untuk masingmasing mode kegagalan yang dinilai oleh tim sebanyak lima orang, tidak ada dua atau lebih mode kegagalan dengan rata-rata RPN yang sama dan cutting rubber sobek merupakan kegagalan dengan rata-rata RPN tertinggi dari kesepuluh mode kegagalan yang diidentifikasi, yaitu dengan nilai 245,4.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/4115
    Collections
    • Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) I 2013

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV