Show simple item record

dc.contributor.authorSuwarno
dc.contributor.authorSutomo
dc.contributor.authorNugroho, Dwi Septiono
dc.date.accessioned2014-01-24T08:41:10Z
dc.date.available2014-01-24T08:41:10Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.citationFauziah A.. 2006. Pemetaan dan Analisis Daerah Rawan Tanah Longsor Serta Upaya Mitigasinya Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Institut Pertanian Bogor. Anonim. 2011. Kecamatan Ajibarang dalam Angka tahun 2011. BPS :Kebupaten Banyumas. Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air.IPB Press. Bogor Arifin, S., Carolila, I. dan Winarco, C., 2006. Implementasi Penginderaan Jauh dan SIG Untuk Inventarisasi Daerah Rawan Bencana Longsor Provinsi Lampung, Jurnal Penginderaan Jauh; Vol. 3 Nb 1 Juni 2006, hal. 77 – 86 Bintarto.R dan Hadisumarno, Surastopo. 1979. Metode Analisa Geografi. Fakultas Geografi :Universitas Gadjah Mada. Cardinally, 2002.A geomorphological approach to the estimation of landslide hazards and risks in Umbria Central Italy.European Geophysical Society. Kuswaji DP.,dan Priyono, 2008, Analisis Morfometri dan Morfostruktur Lereng Kejadian Longsor di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara, Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2006: hal. 72 – 81. Singarimbun, M. dan Effendi, S. 2008. Metode Penelitian Survey.Jakarta : LP3ES Suripin.2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air.Yogyakarta : Andi. Barus, B., 1999. Pemetaan Bahaya Longsoran Berdasarkan Klasifikasi Statistik Peubah Tunggal Menggunakan SIG: Studi Kasus Daerah Ciawi – Pincak – Pacet, Jawa Barat, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan; Vol. 2, No 1, April 1999, hal. 7 – 16. Sudradjat, A., 1987. Forecating and Mitigation of Geologic Hazard in Indonesia, Prepared for WHO / Indonesia Inter Regional Workshop on Disaster Praparedness and Health Management, Jakarta, November 2 – 6, 1987. UU RI. No. 24 th. 2007, tentang PENANGGULANGAN BENCANA, LN RI Tahun 2007 Nomor 66, TLN RI No. 4723. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007, tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor.en_US
dc.identifier.issn978-979-636-152-6
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/4260
dc.description.abstractKejadian longsorlahan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekasaran topografi, batuan, dan penggunaan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi longsorlahan dan mengetahui pola sebaran longsorlahan di daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey lapangan dengan teknik pengambilan sampel area sampling dan incidental sampling.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bentuklahan di daerah penelitian. Data penelitian berupa data primer yang berupa kejadian longsorlahan dan data sekunder berupa peta ruba bumi Indonesia Kecamatan Ajibarang. Analisis data menggunakan analisis kelas frekuensi dan analisis tetangga terdekat. Hasil penelitian ini terdapat 57 kejadian longosrlahan. Frekuensi longsorlahan didominasi oleh kelas frekuensi sangat tinggi. Frekuensi tertinggi pada bentuk penggunaan lahan pemukiman yaitu sebanyak 35 kejadaian longsorlahan. Nilai indeks sebaran longsorlahan mempunyai nilai T=0,13. Nilai tersebut mendekati angka 0, di mana nilai T=0 menunjukkan pola sebaran longsorlahan mengelompok, sehingga pola sebaran longsorlahan di daerah penelitian adalah mengelompok.en_US
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartaen_US
dc.subjectlongsorlahanen_US
dc.subjectpola sebaran longsorlahanen_US
dc.subjectpenggunaan lahanen_US
dc.titleKajian Pola Persebaran Longsorlahan di Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumasen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record