Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Hutan Mangrove Sebagai Salah Satu Sumberdaya Wilayah Pesisir (Studi Kasus di Delta Sungai Wulan Kabupaten Demak)
View/ Open
Date
2013Author
Fathurrohmah, Septiana
Hati, Karina Bunga
Marjuki, Bramantiyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki wilayah pesisir cukup luas dengan garis pantai terpanjang keempat di dunia, yai tu mencapai 95.181 km (Rompas
2009, dalam Mukhtar 2009). Wilayah pesisir tersebut menyimpan potensi sumberdaya yang melimpah. Salah satu sumberdaya yang
dimiliki oleh sebagian wilayah pesisir Indonesia adalah hutan mangrove. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis, fungsi sosial dan
ekonomi, serta fungsi fisik. Oleh karenananya, diperlukan pengelolaan yang optimal terhadap hutan mangrove. Pengelolaan hutan
mangrove dapat dipermudah dengan memanfaatkan aplikasi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Aplikasi
pengelolaan hutan mangrove dapat dilakukan melalui interpretasi visual citra penginderaan jauh untuk mengetahui persebaran
komunitas vegetasi mangrove di suatu wilayah. Apabila data penginderaan jauh yang digunakan bersifat multitemporal, maka dapat
diaplikasikan untuk kegiatan monitoring, seperti monitoring perubahan luasan, monitoring perubahan distribusi tutupan lahan, dan lain
sebagainya. Seiring dengan perkembangannya, saat ini, teknik penginderaan jauh yang diintegrasikan dengan teknik Sistem
Informasi Geografis semakin membantu dalam penyediaan basis data spasial mangrove melalui berbagai aplikasi. Sebagai contoh
aplikasi tersebut, dalam penelitian ini dilakukan kegiatan monitoring perubahan luas dan distribusi tutupan lahan mangrove di area
Delta Sungai Wulan Kabupaten Demak melalui interpretasi visual data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh yang digunakan
adalah Citra Landsat TM tahun 1994, Citra Landsat ETM tahun 2002, dan Citra ALOS tahun 2010. Selanjutnya, dilakukan pula
pemetaan tingkat kerapatan mangrove menggunakan teknik Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) pada Citra ALOS tahun
2010