• Login
    View Item 
    •   Home
    • Unggah Pengalihan Publikasi
    • Proceeding
    • Seminar Nasional FTSP Teknologi Ramah Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan
    • View Item
    •   Home
    • Unggah Pengalihan Publikasi
    • Proceeding
    • Seminar Nasional FTSP Teknologi Ramah Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Koefisien Permeabilitas pada Rekayasa Beton Kedap Air dengan Bahan Baku Limbah Padat Industri Cor Logam di Kabupaten Klaten - Jawa Tengah

    Thumbnail
    View/Open
    2.SemNas_FTSP.ITN.MALANG_Juli'10.pdf (499.1Kb)
    Date
    2010-07
    Author
    Nurchasanah, Yenny
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Limbah padat industri cor logam atau biasa disebut Klelet menyerupai agregat padat yang berwarna hitam pekat, bentuk menyudut, dan dari segi porositas memiliki porositas 0%, karena memang tidak tembus air seperti kristal kaca. Dilihat dari porositasnya yang hamper 0% (tidak dapat meloloskan air), maka memungkinkan untuk memanfaatkan limbah tersebut dalam pembuatan beton kedap air. Perencanaan campuran dilakukan dengan 2 macam fas (faktor air semen), yaitu 0,40 dan 0,50 pada setiap variasi baik untuk pengujian permeabilitas maupun untuk pengujian kuat tekan. Fas 0,4, beton dengan agregat kasar klelet cenderung lebih permiabel dengan penurunan 37,86% (agregat 20mm) dan 13,57% (agregat 10mm) terhadap beton normal. Fas 0,5, beton dengan agregat kasar klelet juga cenderung lebih permiabel dengan penurunan 12,26% (agregat 20mm) dan 9,03% (agregat 10mm) terhadap beton normal. Sedangkan pada beton dengan agregat keseluruhan (baik kasar maupun halus) digantikan dengan klelet, fas 0,4 cederung lebih impermeabel dibandingkan dengan beton normal yaitu 35% (agregat 10mm) dan 24,29% (agregat 20mm). Fas 0,5 juga cederung lebih impermeabel dibandingkan dengan beton normal yaitu 43,57% (agregat 10mm) dan 20% (agregat 20mm). Seiring dengan nilai permeabilitas, pada fas 0,4 , beton dengan agregat klelet memiliki koefisien permeabilitas terbaik yaitu 4.80E-06 cm/dtk. Begitu pula pada fas 0,5 , beton dengan agregat klelet memiliki koefisien permeabilitas terbaik yaitu 7.50E-06 cm/dtk. Fas yang memberikan sifat impermeabel yang optimum terdapat pada beton dengan pemakaian limbah padat klelet sebagai pengganti pada keseluruhan agregatnya baik agregat kasar maupun agregat halus, yaitu fas 0,4, karena agregat klelet mempunyai pori-pori yang cukup sedikit dan berwujud seperti kaca sehingga air yang masuk lebih sedikit dibandingkan dengan agregat kerikil yang pori-porinya terlalu dalam dan mudah dimasuki air sehingga mempengaruhi nilai rembesan yang terjadi.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/4306
    Collections
    • Seminar Nasional FTSP Teknologi Ramah Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV