Analisa Penyebab Kerusakan Mesin Sizing Baba Sangyo Kikai dengan Metode FMEA dan LTA (Studi Kasus di Pt Primatexco Indonesia)
Abstract
PT. Primatexco Indonesia merupakan suatu perusahaan tekstil yang memproduksi kain mori
untuk bahan baku batik dengan menggunakan beberapa mesin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penyebab kerusakan mesin dan usulan perbaikan terhadap kerusakan pada mesin
Sizing 1 Baba Sangyo Kikai. Metode yang digunakan adalah FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis) dan LTA (logic Tree analysis). Dari hasil penelitian diketahui penyebab kerusakan
mesin Sizing Baba Sangyo Kikai PT Primatexco Indonesia yaitu : Penjadwalan penggantian
bearing braket yang tidak berskala sehingga menyebabkan bearing brake pully ambrol,
Kurangnya pemberian pelumas dan kurangnya pembersihan rutin pada bearing sehingga
berakibat keausan bearing pada size box, Beban pada mesin sizing yang melakukan proses
produksi terus menerus demi mengejar target pesanan sehingga mengakibatkan bottom roll
ambrol, Kurangnya servis (perbaikan) maupun pengecekan pada main motor sehingga
menyebabkan shaft pully motor mengalami kerusakan. Dari hasil analisa menggunakan Logic
Tree Analysis (LTA) dapat diketahui bahwa Bearing braket pully ambrol, Bearing aus, Bottom
roll ambrol (bearing dan seal), Shaft pully motor, Bearing dan v-belt aus masuk dalam
kategori B yaitu mempunyai konsekuensi terhadap operasional plant ( mempengaruhi
kuantitas dan kualitas output) yang dapat menyababkan kerugian ekonomi secara signifikan.
Usulan perbaikan yang perlu dilakukan perusahaan yaitu : Sebaiknya dalam melakukan
pekerjaan, operatornya sudah melakukan SOP dengan baik dan benar, Melakukan
penjadwalan penggantian pada semua komponen terutama pada komponen yang sering
mengalami keausan, Sebaiknya melakukan perawatan rutin tiap minggu atau pun tiap 1 bulan
sekali, Penyediaan sparepart/ komponen yang sering menggalami penggantian, Sebaiknya
operator juga diberi pengarahan bagaimana menggunakan mesin agar tidak cepat mengalami
kerusakan, Memprioritaskan pekerjaan perbaikan/pengantian komponen apabila terjadi
kerusakan sesuai dengan rating tertinggi nilai Risk Priority Number (RPN).