dc.identifier.citation | Budi Waluyo 2013. Pengaruh Campuran Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan Paving Block Dengan Variasi 0%, 30%, 35%, dan 40% Pada Perbandingan 1 pc 10 ps, 1 pc 13 ps, dan 1 pc 15 ps, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1996. Bata Beton Block Paving SNI 03-0691-1996, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1993. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SNI 03-2834-1993, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum, 1990. Pemerikasaan Gradasi, Berat Jenis, Keausan, Kadar Lumpur, dan Penyerapan Air Agregat Halus & Kasar. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. Noer Hamed, N. 2001. Pemanfaatan Limbah Batu Bara (Bottom Ash) sebagai Paving Ditinjau Dari Aspek Teknik dan Lingkungan, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta. Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. | en_US |
dc.description.abstract | Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang teknik sipil sangat pesat sebagai
contoh pembuatan paving. Bahan dasar pembuatan paving adalah semen, pasir, dan air.
Paving termasuk beton ringan cetak yang mempunyai beberapa keuntungan pemakaian dalam
pembangunan trototoir, halaman dan lahan parkir yang bisa terlihat lebih tertata dan
berkarakteristik. Aspal patching adalah limbah aspal jalan raya yang telah rusak. Aspal yang
rusak perlu perbaikan dan pengambilan aspal (cold milling) diganti dengan aspal yang baru.
Ketersediaan aspal hasil cold milling cukup banyak karena setiap tahun banyak jalan yang
berlubang dan rusak sehingga perlu perbaikan jalan. Aspal hasil cold milling biasanya tidak
lagi digunakan pada perkerasan aspal sehingga aspal hasil cold milling hanya dibuang
dipinggir-pinggir jalan sebagai bahan timbunan. Maka dari itu diperlukan inovasi baru dalam
memanfaatkan limbah aspal hasil cold milling sebagai bahan tambah pembuatan paving.
Keunggulan dari aspal hasil cold milling yaitu aspal hasil cold milling terdiri dari bahanbahan
yang cukup baik karena bahan baku yang digunakan pembuatan jalan sudah lolos
berbagai pengujian dan merupakan bahan pilihan dan bahan dicampur dengan aspal bermutu
baik.
Pada penelitian ini mencoba membuat paving dengan bahan tambah dari limbah aspal hasil
cool milling yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh limbah aspal hasil cold milling
terhadap kuat tekan dan nilai koefisien permeabilitas. Prosentase penambahan aspal hasil
cold milling sebesar 0%, 15%, 25%, 35%, 50% dari berat pasir. Ukuran limbah aspal patching
lolos saringan no. 4 (4,75 mm), Perencanaan campuran paving dengan perbandingan berat 1 :
6 antara semen dan agregat halus, nilai fas 0,4. Benda uji yang dipakai berukuran 10 x 6 x 21
cm jumlah 60 buah. Pengujian paving dilaksanakan setelah umur paving 28 hari, Dari hasil
penelitian yang dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan, Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, diperoleh hasil bahwa campuran
adukan paving dengan penambahan aspal hasil cold milling sebesar 25% dengan fas 0,4
menghasilkan kuat tekan rata-rata 12,03 MPa dan nilai permeabilitas 0,000245925 mm/dt.
Menurut SNI 03-0691-1996 paving ini termasuk paving kelas D baik digunakan untuk taman.
Penambahan bahan tambah aspal hasil cold milling sebesar 25% dapat meningkatkan kuat
tekan sebesar 20% dibandingkan kuat tekan paving dengan campuran air semen dan pasir
tanpa penambahan limbah aspal hasil cool milling. | en_US |