dc.identifier.citation | Alamsyah, A. A., (2005). Rekayasa Lalu Lintas. Malang: UMM Press. Transport Research Board. (2000). Highway Capacity Manual.National Research Council. Hoobs, F. D. (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Yogyakarta: Universitas Press. Khisty, C. J., dan B. K. Lall. (2003), Dasar – dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2.Jakarta: Erlangga. Direktorat Jendral Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. | en_US |
dc.description.abstract | Surakarta mempunyai beberapa simpang bersinyal yang pada kondisi peak hour sering
terlihat antrian panjang, salah satunya adalah Simpang Bersinyal Nonongan.
Permasalahan di simpang tersebut berimbas sepanjang ruas jalan Jl. Yos Sudarso ke arah
Selatan, termasuk di Simpang Coyudan. Didasarkan pada kondisi tersebut, penelitian ini
dilakukan untuk membuat alternatif penyelesaian dengan cara pembalikan arah arus lalu
lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang kondisi existing dan
kondisi setelah pembalikan arah arus lalu lintas. Selain itu, berdasarkan hasil kinerja
kedua kondisi tersebut, dapat digunakan untuk mengetahui mana yang lebih optimal.
Penelitian ini memerlukan data yang terdiri dari data: geometrik, lingkungan, arus lalu
lintas, sinyal lalu lintas, serta jumlah penduduk Surakarta. Analisis yang dilakukan pada
kondisi existing menggunakan Metode MKJI 1997, sedangkan untuk kondisi pembalikan
arah arus lalu lintas menggunakan Metode MKJI 1997 dan HCM 2000. Berdasarkan hasil
analisis pada kondisi existing di Jl. Slamet Riyadi didapatkan derajat kejenuhan 1,065
dengan panjang antrian 432,4 m, tundaan 151,4 detik/smp, sedangkan di Jl. Yos Sudarso
derajat kejenuhan 0,923 dengan panjang antrian 102,0 m, tundaan 56,6 detik/smp. Hasil
yang paling optimal untuk kondisi pembalikan arah arus lalu lintas dengan MKJI 1997 di
Jl. Slamet Riyadi diperoleh derajat kejenuhan 0,762, panjang antrian 102,9 m, dan
tundaan 24,6 detik/smp, sedangkan di Jl. Yos Sudarso diperoleh derajat kejenuhan 0,359,
panjang antrian 30,0 m, dan tundaan 31,4 detik/smp. Berdasarkan HCM 2000 hasil paling
optimal di Jl. Slamet Riyadi diperoleh derajat kejenuhan 1,778, dan tundaan 359,5
detik/smp, sedangkan di Jl. Yos Sudarso diperoleh derajat kejenuhan 1,241 dan tundaan
131,1 detik/smp. Mengacu pada kedua hasil di atas maka dapat diketahui bahwa analisis
yang optimal dengan menggunakan Metode MKJI 1997. | en_US |