dc.identifier.citation | Bhattacharya, S.C., Leon, M.A. and Rahman, M.M., (1996), A Study on Improved Biomass Briquetting, Energy Program, SERD-AIT, Pathumthani, Thailand. Budiman, S., dkk., (2008), Pembuatan Biobriket dari Campuran Bungkil Jarak Pagar (Jatropha Curcas.L) dengan Sekam sebagai Bahan Bakar Alternatif, Proceeding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, ISSN : 1411-4216, UNDIP; Semarang. Montgomery, D.C., (1996), Design and Analysis Experimen, Fourth Edition, Arizona state University. Ross, P.J., (1998), Taguchi Techniques for Quality Engineering, Second Edition, MC Graw Hill,Singapore. Santosa, Mislaini, R., dan Anugrah, S.P., (2010), Studi Variasi Komposisi Ahan Penyusun Briket dari Kotoran Sapi dan Limbah Pertanian, 2010, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Siahaan, S., Hutapea, M dan Hasibuan, R., (2013), Penentuan Kondisi Optimum Suhu dan Waktu Karbonisasi pada Pembuatan Arang dari Sekam Padi, Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 1, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Surono, U.B., 92010), Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa Limbah Tongkol Jagung sebagai Bahan Bakar Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Pembriketan, Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 4, No. 1. Thomas, Q., et al., (2011), Trade of Function for Robust Design Engineers. Tong., and Tsu., (1997), Optimizing Multirespon Problems In The Taguchi Methods by Fuzzy Multiple Attribute Decision Making, Quality And Reability Engineering International., 13, pp. 25-34. Werther, J., et al., (2000), Combustion of Agricultural Residues, Progress in Energy and Combustion Science., 26, pp. 1-27. | in_ID |
dc.description.abstract | Ketersediaan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui di Indonesia semakin menipis seiring dengan kebutuhan
energi yang terus meningkat, sehingga memaksa manusia untuk mencari bahan bakar alternatif. Salah satu bahan
bakar alternatif ekonomis dan ramah lingkungan adalah briket dari limbah biomassa. Dalam proses pembriketan,
dibutuhkan setting parameter yang tepat agar dihasilkan briket yang berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan setting parameter yang tepat dari proses pembriketan agar kualitas briket meningkat ditinjau dari
kadar air (moisture content) yang rendah.. Model yang digunakan untuk mengetahui kualitas biobriket ditinjau dari
kadar air menggunakan lima variabel bebas yaitu Putaran motor (A) tekanan (B), Waktu penahanan (C),
Komposisi bahan dan perekat (D) dan suhu pengeringan (E). Metode yang digunakan untuk mengoptimalkan
proses pembriketan adalah Taguchi mengacu pada OA L8(2^7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang berpengaruh signifikan terhadap proses pembriketan yang menghasilkan moisture content yang rendah
adalah putaran motor (A) tekanan (B), waktu penahanan (C), komposisi limbah dan perekat (D) dan suhu
pengeringan (E) yang memberikan persen kontribusi masing-masing sebesar 6,97%%, 43,19%, 18,76%, 10,65%
dan 19,37%. Model yang diperoleh dari variasi level faktor yang dapat mengoptimalkan biobriket adalah
A2B1C2D1E2, artinya putaran motor 1250 rpm, tekanan 50 kg/cm
2
, waktu penahanan 7.5 menit, komposisi
limbah dengan perekat 10:1 dan suhu pengeringan 105C. Pada respon kadar air, rata-rata kadar air biobriket
sebesar 7.53 % artinya memenuhi standar SNI (maksimum 10 %), sehingga biobriket hasil penelitian memiliki
karakteristik yang baik sebagai bahan bakar alternatif. | in_ID |