Kajian Perkuatan Lapisan Beton Aspal dengan Geogrid Untuk Menahan Kerusakan Perubahan Bentuk
Abstract
Pada saat ini seluruh panjang jalan di Indonesia adalah sekitar 355.856 km yang
terdiri dari jalan Nasional 34.629 km, jalan Provinsi 50.044 km, jalan Kabupaten 245.253
km, jalan Kota 23.469 km, dan jalan lainnya 773 km. Kondisi jalan tersebut tidak
seluruhnya dalam kondisi baik. Jalan Nasional yang dalam kondisi baik hanya sekitar 52,2
%, sedangkan jalan Kota dan Kabupaten yang kondisinya baik hanya sekitar 22,48 %
(Ditjen Bina Marga , 2010). Melihat kondisi jalan tersebut di atas maka akan sangat berat
bagi Bina Marga selaku pengelola jalan di Indonesia untuk memperbaiki kondisi jalan
supaya tetap dalam kondisi baik. Dengan rata-rata biaya preservasi jalan sebesar 0,3
Milyar/Km, maka biaya preservasi jalan akan memakan biaya yang sangat besar. Dengan
demikian untuk mengurangi kerusakan jalan masih diperlukan inovasi teknologi di bidang
perkerasan jalan yang lebih kuat dalam menahan beban lalulintas dan gangguan cuaca.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penggunaan geogrid sebagai
bahan perkuatan campuran beton aspal dalam menahan beban kendaraan dan pengaruh
cuaca panas yang memperlemah kuat dukung lapisan perkerasan jalan beton aspal. Tujuan
khusus penelitian ini secara berturut-turut adalah untuk menganalisis pengaruh peregangan
awal geogrid, letak geogrid dan kepadatan beton aspal terhadap kemampuan beton aspal
menahan lendutan akibat beban kendaraan, dan meningkatkan ketahanan beton aspal
terhadap pengurangan kekuatan yang disebabkan oleh meningkatnya temperatur
perkerasan jalan pada siang hari.
Penelitian dilakukan dengan membuat benda uji beton aspal dengan perkuatan
geogrid yang berbentuk plat ukuran 380x63x50 mm
3
untuk uji Beam Bending. Uji Beam
Bending untuk melihat kemampuan beton aspal dalam menahan beban statis. Faktor-faktor
yang ditinjau dalam penelitian ini adalah kepadatan beton aspal, peregangan awal geogrid
dan faktor temperatur perkerasan yang mengalami fluktuasi setiap harinya. Hasil penelitian terhadap lapisan Asphalt Concrete Wearing Course (ACWC)
yang tidak diperkuat dengan geogrid menunjukkan bahwa :
1. Campuran Asphalt Concrete Wearing Course mempunyai kadar aspal optimum 6,7 %
terhadap total campuran.
2. Semakin padat campuran ACWC kemampuannya menahan beban statis cenderung
semakin baik, hal ini ditunjukkan dari tegangan maksimum yang semakin besar dan
lendutan yang terjadi makin kecil pada kepadatan yang lebih tinggi. 3. Semakin tinggi temperatur campuran ACWC kemampuannya menahan beban statis
cenderung semakin kecil, hal ini ditunjukkan dari tegangan maksimum yang semakin
kecil dan lendutan yang terjadi makin besar pada temperatur yang lebih tinggi.
4. Semakin tinggi temperatur campuran ACWC semakin kecil pengaruh kepadatan
terhadap kemampuan ACWC dalam menahan beban statis.
5. Geogrid yang dipasang di dalam lapisan ACWC mampu memberikan tambahan
ketahanan terhadap kemampuan menahan beban statis, dan posisi yang paling baik
adalah yang berada ditengah-tengah lapisan ACWC.
6. Semakin besar regangan yang diberikan kepada geogrid saat pemasangan memberikan
kemampuan menahan beban statis yang semakin baik.