Show simple item record

dc.contributor.authorSubroto, Subroto
dc.contributor.authorSarjito, Sarjito
dc.contributor.authorWijianto, Wijianto
dc.date.accessioned2015-04-16T08:02:49Z
dc.date.available2015-04-16T08:02:49Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.citationBorman, G.L and Ragland, K.W., 1998. Combustion Engineering, Mv Graw Hill Publishing Co, New York. Campbell, P.E., at al, 2005. Advanced Combustion and Gasification of Fuel Blends, Notern Ireland Centre for Energy Researc and Technology. Deiana, A.C., at al, 2004. Use of Grape Must as aq Binder to Obtain Activated carbon Briquettes, Brazillian Journal of Chemical Engineering, Brazil. Fletcher,Thomas H., 1993,Swelling Properties of Coal Chars During Rapid Pyrolisis and Combustion, Fuel, Vol. 72 Number 11, pp. 1485-1495 Gale, Thomas K., Bartholomew, Calvin H., Fletcher,Thomas H., 1995, Decreases in The Swellings and Porosity of Bituminus Coals during Devolatilization at high Heating Rate, Combustion and Flame 100 : 94-100 Gentry, F. M., 2000.The Technology of Low Temperature Carbonization.Journal Rexresearch Departement. Herbawamurti, T. E., 2005. Pemanfaatan Energi Batubara, B2TE Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Ndaji, Francis E., Butterfield, Ian M., Thomas K Mark., 1997, Changes in The Macromolecular Structure of Coals With Pyrolisis Temperature, Fuel 1987, vol . 76 number 2, pp. 169177 Ode, W. H., 1985.Fuel, Mechanical Engineering Handbook, Mc Graw Hill. Qiu,Jianrong., Li, Fan., Zeng,Hancai., Yao, Bin., Ma, Yuyi., 2000, Determination of Optimum Blending Ratio During Coal Blends Combustion, Combust. Scie. And Tech., vol 157, pp. 167-184 Rahardjo, B. S., 1999. Kajian Pembuatan Kokas Briket Batubara Ombilin dengan Proses Karbonasi Tak Langsung pada Suhu Rendah untuk Peleburan Besi Skala Industri Kecil, Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, BPPT, Jakarta. Supriyanto, H., 1994. Pemanfaatan Briket batubara untuk Rumah Tangga dan Industri Kecil bersih lingkungan, Loka Karya Energi 25 -27 Oktober 2005, Pertamina-Komite Nasional Indonesia-World Energy Council, Jakarta. Supriyanto, H., 2005. Pemanfaatn Kokas Briket sebagai Bahan Bakar industri Pengecoran Logam, Direktorat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi – BPPT, Jakarta. Zapusek, A., at al, 2003. Characterisation of carbonizate Produced from Velenje Lignite in LabScale Reactor, ERICo Velenje, Institute for Ecological Research, Koroska 58, 3320 Velenje, Slovenia. Vayisoglu, E.S. dan Erbatur, N.G., 1995. Heat Tretament of Maceral graoups Obtained from Turkish Bituminous Coals, Cukurova University, Chemistry Department, 01330 Adana, Turkey. Winter, F., dkk, 1997. Temperatur in aFuel Particle Burning in a Fluidized Bed, the Effect of Drying, Devolatilization and Char Combustion, Combustion and Flame, 108, 302-314.in_ID
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/5718
dc.description.abstractKegiatan yang diusulkan ini berawal dari permasalahan riil yang dialami oleh IKM mitra pada khususnya dan IKM pengecoran logam pada umumnya, yaitu kesulitan produksi akibat mahal dan langkanya bahan bakar berupa kokas impor dari Cina. Kejadian mahal dan langkanya kokas impor dari Cina terjadi secara berulang sehinga memaksa para pengusaha mencari alternatif bahan untuk proses produksi mereka. Dan untuk menjawab permasalahan tersebut, maka selama 5 tahun (2005 – 2010) telah dilakukan serangkaian penelitian kerjasama antara tim pengusul dan IKM mitra untuk mencari briket kokas lokal berbahan dasar petroleum cokes yang tepat digunakan di inudtri pengecoran logam. Dan berdasarkan hasil serangkaian penelitian tersebut, didapatkan briket kokas lokal yang dipandang mampu secara laboratoris digunakan di industri pengecoran logam, namun masih mempunyai kendala berupa mahalnya biaya produksi karena harga bahan baku binder berupa aspal yang mahal (mencapai 20 % biaya produksi kokas) dan masih tingginya ongkos energi untuk proses karbonasi dalam skala riil (proses karbonasi berkisar sekisar 5 jam). Penelitian ini bertujuan untuk mencari bahan baku binder yang murah dan proses karbonasi yang paling murah untuk menekan biaya produksi briket kokas lokal. Kegiatan akan difokuskan pada penemuan bahan baku binder berupa tar yang didapatkan dari asap cair proses karbonasi batubara dan limbah pertanian yang banyak terdapat di sekitar daerah Ceper (sekam padi, limbah grajen kayu mahoni dan grajen kayu kelapa), dimana arang yang dihasilkan dari proses karbonasi tersebut akan digunakan sebagai bahan bakar proses karbonasi briket kokas yang dibuat dengan cara gasifikasi. Kegiatan diusulkan dalam jangka waktu 3 tahun, dimana tahun 1 difokuskan pada upaya menemukan kondisi karbonasi yang optimal secara laboratoris dari batubara dan limbah pertanian potensial terpilih sehingga didapatkan tar yang baik untuk binder dan arang yang memiliki nilai kalor tinggi untuk proses karbonasi briket kokas lokal. Hasil yang didapatkan dari kegiatan tahun 1 akan dilanjutkan pada tahun ke 2 dalam bentuk scale up proses pembuatan tar terpilih, pada tahun ke 2 dilakukan uji secara laboratoris proses gasifikasi arang yang dihasilkan untuk sumber energi proses karbonasi briket kokas. Pada tahun ketiga akan dilakukan penelitian mengenai karakteristik briket kokas lokal yang dihasilkan dan juga penelitian mengenai diversifikasi produk. Hasil kegiatan penelitian akan dipublikasikan dalam jurnal internasional, jurnal nasional terakreditasi, dipaparkan dalam seminar nasional, seminar internasional, serta akan didaftarkan HKI. Output kegiatan diharapkan berupa prototype TTG pembuatan briket kokas murah dan produk briket kokas untuk berbagai aplikasi penggunaan.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.titlePengembangan Teknologi Produksi Briket Kokas Lokal Murah Berbasis Pada Bahan Baku Lokal Guna Mencukupi Kebutuhan dan Peluang Pasar Bahan Bakar Padatin_ID
dc.typeTechnical Reportin_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record