Model Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Berbasis Kearifan Lokal Untuk Memacu Daya Tarik Wisata Budaya - Sejarah: Kasus di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah
Date
2014Author
Adi, Suyatmin Waskito
Nasir, Moechammad
Saputro, Edy Purwo
Metadata
Show full item recordAbstract
Kawasan Kota Lama Semarang memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa
dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis sejarah budaya. Hal ini didukung oleh
karakteristik dan keunikan kondisi fisik bangunan dan sejarah yang melekat. Oleh karena
itu, pengembangan kepariwisataan Kawasan Kota Lama Semarang juga mampu
memberikan efek berantai terhadap wisata kuliner dan wisata edukasi. Meski demikian,
semua potensi tersebut masih belum dioptimalkan dan karenanya pembentukan BPK2L
menjadi sangat penting.
Mengacu persoalan Kawasan Kota Lama Semarang dan relevansinya bagi daya
tarik wisata sejarah budaya, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana model
pengelolaan kawasan Kota Lama Semarang yang dapat memacu daya tarik wisata dan
berbasis kearifan lokal? Tujuan penelitian adalah membangun model pengelolaan Kawasan
Kota Lama Semarang yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui FGD yang
melibatkan sejumlah pihak terkait dan analisis Balanced Scorecard sebagai pendekatan
strategik untuk model pengelolaan Kawasan Kota Lama Semarang yang memberikan winwin
solutions bagi semua pihak. Manfaat penelitian memberikan kontribusi dalam
pengembangan konsep dan teoritis manajemen pengelolaan kawasan wisata, manajemen
pemasaran, akuntansi sektor publik terkait pengelolaan pendapatan asli daerah, dan
manajemen strategik terkait faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pengelolaan
kawasan wisata. Mengacu analisis menunjukan dari keempat perspektif menurut metode
Balance Scorecard ternyata semuanya belum menunjukan hasil yang maksimal dan
karenanya tantangan BPK2L semakin berat. Hal ini tidak hanya terkait peran untuk
mendapatkan pemasukan bagi daerah melalui PAD, tapi juga relevansinya terhadap sisi
pendanaan bagi konservasi dan revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang. Generalisasi
hasil penelitian ini menarik mengacu tantangan kepariwisataan, meskipun ada keterbatasan
dan sekaligus menjadi acuan untuk penelitian lanjutan.