Show simple item record

dc.contributor.authorAdi, Suyatmin Waskito
dc.contributor.authorNasir, Moechammad
dc.contributor.authorSaputro, Edy Purwo
dc.date.accessioned2015-04-16T08:41:55Z
dc.date.available2015-04-16T08:41:55Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.citationAdi, S.W., dan Hakim, L. (2011), Model Revitalisasi Kawasan Kota Lama Ditinjau Dari Aspek Kepariwisataan Untuk Memacu Daya Tarik Wisata dan Menumbuhkembangkan Wisata Budaya – Sejarah: Kasus di Semarang, Jawa Tengah, Laporan Hibah Bersaing Tahun Kedua, Dikti. ---- (2010), Model Revitalisasi Kawasan Kota Lama Ditinjau Dari Aspek Kepariwisataan Untuk Memacu Daya Tarik Wisata dan Menumbuhkembangkan Wisata Budaya – Sejarah: Kasus di Semarang, Jawa Tengah, Laporan Hibah Bersaing Tahun Pertama, Dikti. ----- (2008), Penataan kawasan kota lama sesuai koridor tata kota dan kepentingan sosial - ekonomi: Kasus di Solo, Laporan Penelitian Kerjasama dengan Pemkot Solo. ----- (2007), Kawasan bersejarah dan situs sejarah sebagai potensi aset wisata, Laporan Penelitian Kerjasama dengan Pemkot Solo Andreu, R., Claver, E., dan Quer, D. (2010), Entry of Spanish tourism firms into new businesses, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 22, No. 1, hal. 7-23. Anggono, S. (2005), Pendekatan simbiosis dalam perancangan koridor komersial di Kota Lama Semarang, Tesis, Arsitektur - ITB, http://digilib.itb.ac.id Anugerah, A.D., Antariksa, dan Suharso, T.W. (2010), Pelestarian bangunan dan lingkungan Kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Arsitektur e-Journal, Vol. 3, No. 1, hal. 54-62. Ateljevic, J. (2009), Tourism entrepreneurship and regional development: Example from New Zealand, International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research, Vol. 15, No. 3, hal. 282-308. Balakrishnan, M.S. (2009), Strategic branding of destinations: A framework, European Journal of Marketing, Vol. 43, No. 5/6, hal. 611-629. Balmer, J.M.T. (2011), Corporate heritage identities, corporate heritage brands and the multiple heritage identities of the British Monarchy, European Journal of Marketing, Vol. 45, No. 9/10, hal. 1380-1398. Bozány, A. (2007), Heritage site area type classification for facility management purposes, Journal of Facilities Management, Vol. 5, No. 1 hal. 62-77. Brown, K.G., dan Cave, J. (2010), Island tourism: Marketing culture and heritage – editorial introduction to the special issue, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 4, No. 2, hal. 87-95. Brown, D.H. dan Kaewkitipong, L. (2009), Relative size and complexity: E-business use in small and medium sized tourism enterprises in Thailand, Journal of Enterprise Information Management, Vol. 22, No. 1/2, hal. 212-231. Bullen, P.A., dan Love, P.E.D. (2011), Adaptive reuse of heritage buildings, Structural Survey, Vol. 29, No. 5, hal. 411-421. Costa, S. d. P., Castriota, L.B., dan Salgado, M. (2011), The World Heritage site of Ouro Preto, Facilities, Vol. 29, No. 7, hal. 339-351. Dewi, P.K., Antariksa dan Surjono (2008), Pelestarian kawasan eks pusat kota kolonial lama Semarang, Arsitektur e-Journal, Vol. 1, No. 3, hal. 145-156. Forster, A.M., dan Kayan, B. (2009), Maintenance for historic buildings: A current perspective, Structural Survey, Vol. 27, No. 3, hal. 210-229. Foxell, E., dan de Trafford, A. (2010), Repositioning Malta as a cultural heritage destination, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 4, No. 2, hal. 156-168. Fullerton, L., McGettigan, K., dan Stephens, S., (2010), Integrating management and marketing strategies at heritage sites, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 4, No. 2, hal. 108-117. George, E.W. (2010), Intangible cultural heritage, ownership, copyrights, and tourism, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 4, No. 4, hal. 376-388. Hakala, U., Lätti, S., dan Sandberg, B. (2011), Operationalising brand heritage and cultural heritage, Journal of Product & Brand Management, Vol. 20, No. 6, hal. 447-456. Jayawardena, C. (2008), Tourism in Niagara: Identifying challenges and finding solutions, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 20, No. 3, hal. 249-258. Kadarwati, A. (2008), Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Kota Lama Semarang Sebagai Daya Tarik Wisata diSemarang, Laporan Tugas Akhir, Program Diploma III, Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kapareliotis, I., Panopoulos, A., dan Panigyrakis, G.G. (2010), The influence of the Olympic Games on Beijing consumers’ perceptions of their city tourism development, Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, Vol. 22, No. 1, hal. 90-100. Kaplan, R.S. (2010), Conceptual Foundations of the Balanced Scorecard, Working Paper, Harvard Business School. Kaplan, R. S. dan Norton, D.P. (1996a), The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action, Boston: HBS Press. ----- (1996b), Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System, Harvard Business Review, (January-February), hal.75-85. Manaf, Z.A., dan Ismail, A., (2010), Malaysian cultural heritage at risk?: A case study of digitisation projects, Library Review, Vol. 59, No. 2, hal. 107-116. Mansfield, J.R. (2008), The ethics of conservation: some dilemmas in cultural built heritage projects in England, Engineering, Construction and Architectural Management, Vol. 15, No, 3, hal. 270-281. Noviasri, M.N., Antariksa, dan Usman, F. (2009), Perubahan Kawasan Pecinan Kota Tua Jakarta, Arsitektur e-Journal, Vol. 2, No. 3, hal. 179-190. Pandey, M. I. (2005). Balaced Scorecard Myth and Reality, The journal for Decision Makers. VILKALPA. 30 (1): 51-66 Pons, A., Roders, A.R.P., dan Turner, M., (2011), The sustainability of management practices in the Old City of Salamanca, Facilities, Vol. 29, No. 7, hal. 326-338. Purnamasari, L.S., Antariksa, dan Suryasari, N. (2010), Pola tata ruang dalam rumah tinggal masa kolonial di Kidul Dalem Malang, Arsitektur e-Journal, Vol. 3, No. 1, hal. 40-53. Rahayuningtyas, B.O., Antariksa, dan Titisari, E.Y. (2010), Ornamen bangunan rumah tinggal di Kampung Laweyan, Surakarta, Arsitektur e-Journal, Vol. 3, No. 1, hal. 14-23. Ryan, J, dan Silvanto, S. (2011), A brand for all the nations: The development of the World Heritage Brand in emerging markets, Marketing Intelligence & Planning, Vol. 29, No. 3, hal. 305-318. Sahubawa, A.A., Antariksa, dan Usman, F. (2010), Kawasan bersejarah Kota Tua Hindia Belanda di Bandaneira, Maluku, Arsitektur e-Journal, Vol. 3, No. 1, hal. 1-13. Salwani, M.I., Marthandan, G., Norzaidi, M.D., dan Chong, S.C. (2009), E-commerce usage and business performance in the Malaysian tourism sector: Empirical analysis, Information Management & Computer Security, Vol. 17, No. 2, hal. 166185. Shipley, R. dan Kovacs, J.F. (2008), Good governance principles for the cultural heritage sector: Lessons from international experience, Corporate Governance, Vol. 8, No. 2, hal. 214-228. Tonta, Y. (2009), Preservation of scientific and cultural heritage in Balkan countries, Program: electronic library and information systems, Vol. 43, no. 4, hal . 419429. Veres, D., Clark, H., dan Golbourne, D. (2008), Increasing the contribution of special events to Niagara’s tourism industry, International Journal of Contemporary Hospitality Management, Vol. 20, No. 3, hal. 313-319. Wan, P.Y.K., dan Cheng, E.I.M. (2011), Service quality of Macao's world heritage site, International Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research, Vol. 5, No.1, hal. 57-68.in_ID
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/5720
dc.description.abstractKawasan Kota Lama Semarang memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata berbasis sejarah budaya. Hal ini didukung oleh karakteristik dan keunikan kondisi fisik bangunan dan sejarah yang melekat. Oleh karena itu, pengembangan kepariwisataan Kawasan Kota Lama Semarang juga mampu memberikan efek berantai terhadap wisata kuliner dan wisata edukasi. Meski demikian, semua potensi tersebut masih belum dioptimalkan dan karenanya pembentukan BPK2L menjadi sangat penting. Mengacu persoalan Kawasan Kota Lama Semarang dan relevansinya bagi daya tarik wisata sejarah budaya, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana model pengelolaan kawasan Kota Lama Semarang yang dapat memacu daya tarik wisata dan berbasis kearifan lokal? Tujuan penelitian adalah membangun model pengelolaan Kawasan Kota Lama Semarang yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui FGD yang melibatkan sejumlah pihak terkait dan analisis Balanced Scorecard sebagai pendekatan strategik untuk model pengelolaan Kawasan Kota Lama Semarang yang memberikan winwin solutions bagi semua pihak. Manfaat penelitian memberikan kontribusi dalam pengembangan konsep dan teoritis manajemen pengelolaan kawasan wisata, manajemen pemasaran, akuntansi sektor publik terkait pengelolaan pendapatan asli daerah, dan manajemen strategik terkait faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pengelolaan kawasan wisata. Mengacu analisis menunjukan dari keempat perspektif menurut metode Balance Scorecard ternyata semuanya belum menunjukan hasil yang maksimal dan karenanya tantangan BPK2L semakin berat. Hal ini tidak hanya terkait peran untuk mendapatkan pemasukan bagi daerah melalui PAD, tapi juga relevansinya terhadap sisi pendanaan bagi konservasi dan revitalisasi Kawasan Kota Lama Semarang. Generalisasi hasil penelitian ini menarik mengacu tantangan kepariwisataan, meskipun ada keterbatasan dan sekaligus menjadi acuan untuk penelitian lanjutan.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectpendapatan daerahin_ID
dc.subjectkota lamain_ID
dc.subjectotdain_ID
dc.subjectpariwisatain_ID
dc.titleModel Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Berbasis Kearifan Lokal Untuk Memacu Daya Tarik Wisata Budaya - Sejarah: Kasus di Kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengahin_ID
dc.typeTechnical Reportin_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record