Model Pendidikan Perdamaian Pada Sekolah Multi Etnis
Date
2014Author
Taufik, Taufik
Prihartanti, Nanik
Pratisti, Wiwin Dinar
Metadata
Show full item recordAbstract
Interaksi sosial antar siswa pada sekolah multi etnis menjadi tolak ukur
bagaimana efektivitas pendidikan perdamaian. Meskipun siswa-siswa diajarkan
budi pekerti, kebersamaan, pentingnya kerja sama, dan sebagainya namun pada
prakteknya hubungan sosial antar siswa masih tergolong tajam. Beberapa fakta
menunjukkan bahwa hubungan antar siswa di sekolah-sekolah multi etnis cukup
kompleks. Terdapat klik-klik siswa yang didasarkan pada persamaan etnis, etnis
Jawa lebih tertarik untuk berkelompok dengan etnis Jawa dan etnis Tionghoa
lebih nyaman berinteraksi dengan etnis Tionghoa, sehingga secara sosial tampak
adanya segregasi hubungan.
Hubungan antar siswa di sekolah multi etnis dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain identifikasi, empati, imitasi, sugesti, dan motivasi, faktor-faktor
fisik antara lain faktor kedekatan jarak, dan kemudahan akses, faktor-faktor sosial
informal seperti model hubungan sosial yang dinamis, model hubungan antar
pribadi, model hubungan antar kelompok, model hubungan antar pribadi dan
kelompok yang berlaku di daerah tersebut, faktor-faktor disain sosial formal yaitu
cara-cara yang memang didesain untuk berhubungan sosial seperti di lingkungan
istana, lingkungan tempat bekerja, lingkungan di sekolah, pada acara-acara
formal, dan faktor-faktor personal yaitu adanya dorongan-dorongan internal dari
individu yang senang bersosialisasi
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menemukan model
pendidikan perdamaian pada sekolah multi etnis di kota Surakarta. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai interaksi sosial
siswa pada sekolah-sekolah multi etnis di Surakarta, dan melihat peranan orientasi
dominansi sosial dan peran guru terhadap interaksi sosial siswa di sekolah multi etnis. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: Menambah
khazanah pengetahuan mengenai keberagaman masyarakat Surakarta pada
khususnya, terutama terkait pada masalah kerukunan antar etnis dalam masyarakat
multi etnis; Sebagai salah satu kerangka dasar atau sebagai masukan bagi para
pengambil kebijakan, untuk dapat merumuskan kebijaksanaan baru mengenai
hubungan antara etnis Tionghoa-Jawa di Surakarta pada khususnya dan
masyarakat Indonesia pada umumnya.
Subjek penelitian yaitu siswa-siswi Sekolah Menengah Umum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedua variable bebas yaitu
orientasi dominansi sosial dan peran guru, ternyata orientasi dominansi sosial
memiliki hubungan yang signifikan dengan interaksi sosial dibandingkan dengan
variable peran guru. Berdasarkan hasil analisis data membuktikan bahwa orientasi
dominansi sosial berhubungan secara negatif dengan interaksi sosial, artinya
semakin tinggi skor orientasi dominansi sosial maka interaksi sosial individu akan
semakin rendah, begitu pula sebaliknya semakin rendah orientasi dominansi sosial
maka akan semakin tinggi interaksi sosial.