Show simple item record

dc.contributor.authorHidayah, Nur
dc.date.accessioned2015-06-03T01:44:47Z
dc.date.available2015-06-03T01:44:47Z
dc.date.issued2015-05
dc.identifier.citationFauzi Rachman, 2009. Anakku, Kuantarkan Kau Ke Surga: Panduan Mendidik Anak Di Usia Baligh. Bandung: PT Mizan Pustaka. Muhammad Surya.1988, Dasar- dasar penyuluhan (konseling), Jakarta: Depdikbud Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Siti Urbayatun, 2009. Urgensi pendidikan seksual pada anak (makalah, diskusi menyambut hari anak oleh PSW UAD, 1 Agustus 2009) Sofyan S. Willis. 2008. “Guru BK tak Perlu Beri Solusi” .Pikiran Rakyat 17 Pebruari 2008. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/042006/07/0702.htm. Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers. UU No 20 tahun 2003 . Sistem Pendidikan Nasional Wangid, 2010, Peran Konselor Sekolah Dalam Pendidikan Karakter, UNY Yusuf, Syamsu., dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Zubaidi. 2011. Desain Pendidikan Karakter (Konseps dan aplikasi dalam lembaga pendidikan), Jakarta: Kencana Media Grupin_ID
dc.identifier.isbn978-602-70471-1-2
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/6040
dc.description.abstractFakta di sekolah dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali. Pemberian layanan bimbingan konseling yang meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok harus dapat didesain secara integral bersamaan dengan semua mata pelajaran yang melekat di jenjang sekolah dasar dan tentunya ini bukan hal yang mudah dan sederhana. Metode penulisan karya ini dengan menggunakan analisis pustaka dari beberapa sumber yang relevan terkait dengan integralistik bimbingan konseling dalam pendidikan karakter di sekolah dasar. Layanan bimbingan di sekolah dasar dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan proses belajar mengajar. Hal ini mengandung arti bahwa layanan bimbingan dilakukan oleh guru kelas. Tujuan utama program bimbingan di sekolah dasar adalah membantu anak-anak untuk mencapai perkembangan yang optimal dan menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah. Pengintegrasian nilai-nilai karakter kedalam kegiatan pembelajaran berarti memadukan, memasukkan dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan membina tabiat atau kepribadian peserta didik sesuai jati diri bangsa tatkala kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk mewujudkan integralistik bimbingan konseling di SD harus memperhatikan: Subjek yang dibimbing (peserta didik); Orang yang membimbing (pendidik); Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif); Tujuan pendidikan; Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan); Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode); dan Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectIntegralistikin_ID
dc.subjectbimbingan konselingin_ID
dc.subjectpendidikan karakterin_ID
dc.subjectsekolah dasarin_ID
dc.titleIntegralistik Bimbingan Konseling dalam Pendidikan Karakter Siswa di Sekolah Dasarin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record