Show simple item record

dc.contributor.authorCaroko, Novi
dc.contributor.authorWahyudi, Wahyudi
dc.contributor.authorKurniawan, Aditya
dc.date.accessioned2015-10-31T02:47:36Z
dc.date.available2015-10-31T02:47:36Z
dc.date.issued2015-07-30
dc.identifier.citationBorman, G., L., and Ragland, K., W., 1998, “Combustion Engineerng”, International Editions, Mc Graw-Hill, Singapore. Grover, P.D. dan Mishra, S.K., 1996, Biomass Briquetting : Technology and Practices, Field Document No. 46, FAO-Regional Wood Energy Development Program (RWEDP) In Asia, Bangkok. Shri AMM Marugappa Chettiar Research Center, 2008, “Biomassa Carcual Briquetting Technology”, Taramani, Chennai-600113. Sulistyanto, A., 2006, Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara Dan Sabut Kelapa. Vol 7.No.2. pp. 77-84. hal 152-159.in_ID
dc.identifier.issn2339-028X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/6223
dc.description.abstractMenurut data dari British Petroleum (BP) Indonesia akan mengalami krisis minyak bumi pada tahun 2024 jika tidak ditemukan cadangan minyak bumi yang baru dalam jumlah besar. Dari data tersebut maka diperlukan energi alternatif yang bersifat renewable untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap minyak bumi. Biomassa limbah padat industri Kelapa Sawit merupakan salah satu energi alternatif yang bersifat renewable yang belum banyak termanfaatkan di Indonesia. Limbah padat industri Kelapa Sawit dapat dijadikan bahan bakar alternatif berupa briket. Penelitian ini memanfaatkan limbah padat industri Kelapa Sawit yang sebelumnya dilakukan proses pirolisis. Proses pirolisis dilakukan untuk mendapatkan arang sebagai bahan baku dan tar sebagai salah satu variasi perekat. Arang bahan baku kemudian dihancurkan hingga mendapatkan serbuk yang lolos ukuran 20 mesh. Serbuk arang ditimbang masing – masing 3 gram, kemudian dicampur dengan perekat kanji, tar, dan campuran kanji dengan tar sebanyak 10%. Serbuk arang yang sudah tercampur dengan perekat akan dilakukan pembriketan dengan tekanan 200 kg/cm2, kemudian dilakukan uji pembakaran dengan menggunakan metode Heat Flux Constant pada temperatur 300°C. Hasil dari pengujian ini didapatkan bahwa kadar volatile matter yang semakin tinggi akan menyebabkan nilai ITVM, ITFC, PT, BT dan lamanya waktu pembakaran akan semakin rendah.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectHeat Flux Constantin_ID
dc.subjectInitiation Temperature of Volatile Matterin_ID
dc.subjectInitation Temperature of Fixed Carbonin_ID
dc.titleAnalisa Karakteristik Pembakaran Briket Limbah Industri Kelapa Sawit Dengan Variasi Perekat dan Temperatur Dinding Tungku 300°C Menggunakan Metode Heat Flux Constant (HFC)in_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record