Show simple item record

dc.contributor.authorPratiwi, Dini Restiyanti
dc.date.accessioned2015-12-18T01:58:17Z
dc.date.available2015-12-18T01:58:17Z
dc.date.issued2015-12-19
dc.identifier.citationDepdiknas. 2003. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Dewi, Si Putu Agung Ayu Pertiwi. 2013. “Kemampuan Menulis Recount Text dengan Menggunakan Teknik Picture Series pada Kelas VII di SMP Angkasa Kuta Bandung. Tesis. Universitas Udayana Denpasar. Emililia, dkk. 2008. “Pendekatan genre Based dalam Kurikulum Bahasa Inggris tahun 2006 di Sebuah SMP Negeri di Bandung”. Penelitian Tindakan Kelas. Pendidikan Bahasa Inggris FPBS UPI. Fadlun, Bahasa. 2011. Rangkuman Intisari Bahasa Inggris. Surabaya: Pustaka Agung Harapan. Kemdikbud. 2013. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta. Permen No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA. Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta. Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Waluyanto, H.D. 2005. “Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan, Vol. 7, No. 1:45-55.in_ID
dc.identifier.issn2477-363X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/6374
dc.description.abstractGuru dalam perkembangan kurikulum saat ini memiliki tuntutan yang cukup bervariasi. Guru tidak hanya berperan sebagai fasilitator, tetapi juga motivator, inspirator, konduktor, serta evaluator. Tugas guru yang paling utama adalah mendewasakan peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkompeten, memiliki kecakapan baik secara intelektual maupun sosial sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mewujudkan penyempurnaan kurikulum tersebut adalah dengan memahami dan melaksanakan 9 macam penyempurnaan pola pikir yang telah disusun oleh pemerintah. Salah satu penyempurnaan pola pikir tersebut adalah memahami bahwa pembelajaran yang bersifat terisolasi haruslah diubah pada pembelajaran secara jejaring. Artinya, guru tidaklah hanya menggunakan buku sebagai satu-satunya sumber belajar. Menyusun pengembangan bahan ajar merupakan salah satu aktivitas yang harus dilakukan guru sehingga kompetensi yang ingin dicapai oleh peserta didik disajikan dalam bentuk materi, bahan, dan media yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, potensi daerah, dan potensi sekolah. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA pada kelas XI terdapat jenis teks cerita ulang atau biasa disebut dengan recount. Teks recount terdiri dari 3 jenis, yaitu recount personal, recount faktual, dan recount imajinatif. Pengembangan bahan ajar menulis cerita ulang ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan komik berseri, seperti komik strip. Komik merupakan salah satu media komunikasi yang menarik karena terdapat gambar, tulisan, dan tokoh yang bersifat imajinatif. Selain itu, sebagian besar komik mengandung nilai pendidikan dan nilai sosial sehingga komik dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan ajar alternatif. Dalam kegiatan menulis cerita ulang tentulah peserta didik dapat lebih leluasa mengembangkan pikirannya untuk memproduksi kalimat dan paragraf sesuai dengan alur cerita dalam komik strip.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectKomikin_ID
dc.subjectStripin_ID
dc.subjectCeritain_ID
dc.titlePemanfaatan Komik Strip sebagai Alternatif Pengembangan Bahan Ajar Memproduksi Cerita Ulang di SMAin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record