Pengembangan Model Pembelajaran Character Project Citizen (CPC) Untuk Memperkuat Nilai Moral dalam Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas Surakarta
Abstract
Dengan diterapkannya Kurikulum 2013 maka diharapkan ditemukan sebuah pengembangan model pembelajaran Character Project Citizen dalam Pendidikan Kewarganegaraan yang akan memperkuat nilai moral sebagai pilar pendidikan karakter sebagaimana kebijakan pemerintah yang secara simultan dan sinergis akan menguatkan karakter bangsa, sehingga dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat mengintegrasikan nilai –nilai karakter serta akan memunculkan pemahaman dan perilaku warganegara yang mampu mencerminkan nilai moral. Masalah moral, pembelajaran moral atau karakter moral saat ini juga menjadi bahan perbincangan pada masa sekarang terutama dikaitkan dengan kualitas karakter moral manusia di era reformasi saat ini. Tingkatan kualitas karakter moral manusia Indonesia , selain menghadapi masalah rancunya atau anomali nilai moral yang terjadi dalam masyarakat, juga diduga tengah menuju pada tataran yang paling rendah dalam kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Motode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan yang didukung dengan kajian pustaka dan literatur dokumen serta didukung dengan teknik Trianggulasi Data sesuai dengan permasalan yang dibahas. Hasil penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan adalah bahwa Model pembelajaran pendidikan kewarganegaran apabila dikaitkan dengan penerapan pendidikan karakter yang menyentuh pada aspek nilai moral masih belum maksimal mencapai tujuan yang diharapkan. Paling tidak ada tiga alasan mengapa seorang guru harus mampu mengembangkan model. Pertama, belum ada model sebelumnya; kedua, sudah ada model tetapi model tersebut kurang berfungsi secara baik; dan ketiga, sebagai variasi atas model-model yang sudah ada dan boleh jadi sudah berfungsi dengan baik. bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam kelas masih bersifat konvensional. Dan pengembangan model pembelajaran yang digunakan belum mampu mengintegrasikan pendidikan karakter secara utuh, sehingga masih jauh dari harapan/ tujuan yang telah direncanakan oleh pemerintah, disebabkan oleh masih rendahnya sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah terhadap guru sehingga berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi guru secara proffesional dan pencapaian kompetensi siswa. Temuan di lapangan dan hasil analisis menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn selama ini cenderung negatif. Mereka memandang PKn sebelah mata (meremehkan). PKn dipandang sebagai second matter; tidak begitu penting karena tidak di UAN-kan, dan hanya mengajarkan teori-teori saja. Model dan metode mengajar guru PKn yang cenderung tidak variatif (monoton), sarana dan prasarana dan media pembelajaran yang terbatas, perangkat pembelajaran PKn yang dipegang guru yang terbatas, dan penekanan pembelajaran yang terbatas di ranah knowledge (saja) adalah serangkaian persoalan yang dihadapi baik siswa ataupun guru dalam pembelajaran PKn.