dc.identifier.citation | Asroni, A. 2001. Struktur Beton, Penerbit UMS, Surakarta. Departemen Pekerjaan Umum.1971. Standar Beton Bertulang Indonesia, N. I.-2, Penerbit Yayasan LPMB, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum.1991. Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SK SNI. T-15-1991-03, Penerbit Yayasan LPMB, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. 1993. Pedoman Standarisasi Dan Pedoman Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara, Penerbit DPU, Jakarta. Hadi, S. 2000. Statistik, Penerbit Andi, Yogyakarta. Handayani Sri. 2010. Kualitas Batu Bata Merah Dengan Penambahan Serbuk Gergaji. Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan, N0: 1 Volume 12 tahun 2010, hal: 41-50. Universitas Negeri Semarang. http://www.risvank.com/2009/03/pemanfaatan-produk-hasil-samping-pabrik gula/ diakses tanggal 13 Pebruari 2010. Marwahyudi. November 2014. The Tensile Strength of Hooked Brick, International Journal of Engineering Trends and Technology (IJETT) – Volume 18 Number 7 – Dec 2014, Page 323 – 327, ISSN: 2231-5381 http://ijettjournal.org/archive/ijett-v18p266 Published By: Seventh Sense Research Group Suhendro, B. 2003. Infrastrucure Management System, Seminar Nasional Penenggulangan, Pendeteksian dan Penyelesaian Kerusakan Pada Bangunan Sipil, Surakarta. Somantri, A. dan Ali Muhidin, S.. 2006. Statistik Dan Penelitian, Penerbit Pustaka Setia, Bandung. Tri Hardi, Moch dan Irianto Gunarso, 2007. Kualitas Bata Merah Dari Pemanfaatan Tanah Bantaran Banjir Kanal Timur, Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 12 No. 1 April 2007: 42-50, Politeknik Semarang. Tjokrodimulyo, K. 1996. Teknologi Beton, Penerbit Nafiri, Yogyakarta. Utama, H. dan Irsyad, S.B,2006. Pengaruh Penambahan Tetes Tebu Pada Semen DalamUsaha Peningkatan Kualitas Stabilitas Tanah Lempung, Penerbit Pdd news Indocement, Bandung. www.indocement.co.id/ppdnews/edition 2006-02. diakses tanggal 12 Pebruari 2010. | in_ID |
dc.description.abstract | Dinding batu bata banyak digunakan pada gedung rumah tinggal, gedung perkantoran, gedung sekolah, gedung tempat ibadah. Seiring dengan perkembangan desain batu bata harus mampu mengatasi permasalahan yang timbul akibat faktor alam, iklim maupun ancaman lain yang bersifat merusak dinding batu bata. Kerusakan yang terbesar dialami pada dinding adalah retak-retak pada dinding. Hasil analisis retak pada dinding batu bata sering terjadi pada letak siar pada batu bata yang lurus. Sehingga mengakibatkan ikatan yang tidak sempurna. Peneliti berusaha menganalisis kejadian yang ada dan berusaha mengatasi retak-retak yang terjadi. Hasil dari analisis, peneliti mencoba mendesain batu bata berkonstruksi. Maka desain batu bata yang diusulkan oleh peneliti adalah berbentuk huruf Z dan Z berkait. Gambaran desainya adalah membuat desain aga siar tidak lurus sampai pada dinding dalam maka pada pertengahan lebar batu bata dibuat takikan. Sehingga ujung batu bata tidak akan tembus pada sisi dalam. Hal ini mengakibatkan siar horisontal tidak segaris. Siar horisontal yang tidak segaris akan menghambat retak sampai pada dinding sebaliknya. Batu bata berkonstruksi model “Z berkait” selain menahan retak diharapkan akan menambah ikatan antar batu bata. Hasilm dari uji compressiontest machine adalah mempunyai kuat tekan mencapai 52.50 kg/cm2 dan minimal 50 kg/cm2. Sedangkan penempatan Posisi kait tersebut adalah berada pada ujung-ujung batu bata. Peneliti berasumsi dengan pemakaian batu bata berkontruksi retakan pada dinding akan tertahan oleh konstruksi batu bata. | in_ID |