dc.identifier.citation | Arnata, I W., (2009), “Teknologi Bioproses Pembuatan Bioetanol dari Ubi Kayu Menggunakan Trichoderma viride, Aspergillus niger, dan Saccharomyces cerevisiae” Thesis Master, IPB, Bogor. Apriyanto, A., Dedi F., Ni Luh P, Sedarnawati, Slamet Budiyanto., (1989). “Petunjuk Laboratorium Analisa Pangan”, Institut Pertanian Bogor : Bogor Anindyawati, T., (2009), “Prospek Enzim Dan Limbah Lignoselulosa Untuk Produksi Bioetanol”, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI. Belitz H. D., Grosch, W., dan Schieberle, P., (2008), “Food Chemistry”, 4th ed. Berlin: Springer-Verlag, pp. 327- 337 Danielson RM, Davey CB., (2002), “Non nutritional factors affecting the growth of Trichoderma in culture” Soil Biol Chem Vol. 5, pp. 495-504. Graf, A. & Koehler, T., (2000), “Oregon Cellulose-Ethanol study.An Evaluation of the potential for ethanol production in Oregon using cellulose-based feedstock”, Oregon Office of Energy. Oregon. Ghori M. I., (2001), “Production and Kinetic Study of Cellulases From Agricultural Wastes”. Thesis for the degree of Doctor of Philosophy in Chemistry: Bahauddin Zakryia University, Pakistan. Ghose, T.K., (1987), “Measurement of Cellulase Activities. Biochemical Engineering Research Center” New Delhi – India Heba I., Abo-Elmagd., dan Manal M Housseiny., (2012), “Purification and Characterization of CMC-ase and Protease by Ulocladium botrytis Preuss ATCC 18042 using Water Hyacinth as a Substrate Under Solid State Fermentation”. Ann Microbiol, Vol. 62, pp. 1547-1556. Harfinda, E.M., (2011), “Pengaruh Kadar Air, pH, dan Waktu Fermentasi Tehadap Produksi Enzim Selulase oleh Aspergillus niger Pada Ampas Sagu”. Universitas Tanjungpura, Pontianak. Madigan MT, Martinko JM., (2006), “Brock Biology of Microorganisms 11th ed. New Jersey” Pearson Education,. pp. 178-185. Mandels M., (1975), “Microbial Source of Cellulase”. Biotechnol. Bioeng, Vol. 5, pp. 81-105. Miettinen A., (2004). “Trichoderma reesei Strains for Production of Cellulases for the Textile Industry”. Helsinki: VTT Biotechnology. Miller, G L., (1959), “Use Of Dinitrosalicylic Acid Reagent For Determination Of Reducing Sugar”, Anal Chem, Vol. 31, pp. 426–428. Ryu D. D. Y dan Mandels M., (1980), “Cellulases: Biosynthesis and Applications”. Journal of Enzyme Microb. Technol, Vol 2, pp. 91-102. Sari L, Purwadaria T., (2004), “Pengkajian nilai gizi hasil fermentasi mutan Aspergillus niger pada substrat bungkil kelapa dan bungkil inti sawit”. Biodiversitas, Vol. 5 (2), pp. 48-51. Sukardati, S., Kholisoh, D.S., Prasetyo, H., Santoso P.W., dan Mursini.T., (2010), “Produksi Gula Reduksi dari Sabut Kelapa Menggunakan Jamur Trichoderma reesei”, Teknik Kimia, UPN Yogyakarta, (Tesis). Sukumaran, R. K., Sighania, R. R and Pandey, A., (2005), “Microbial Cellulases : Production, Applications and Challenges), J. Scientific & Industrial Res. Vol 64, pp. 832-844. Taruna, H., Rita A., Tania S., Sri A., (2010), “Studi Awal Pemanfaatan Limbah Kertas HVS sebagai Bahan Baku Dalam Proses Pembuatan Etanol”. Universitas Indonesia. White, J.G., (2000), “Oregon perspective on cellulose-to-ethanol”. Oregon Office of Energy. Oregon | in_ID |
dc.description.abstract | Enzim selulase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi glukosa. Enzim ini
sering digunakan pada beberapa industri yaitu industri tekstil, industri makanan, dan industri pulp
dan kertas. Keterbatasan akan tersedianya enzim selulase ini, membuat enzim selulase susah
didapatkan, oleh karena itu diperlukan penelitian untuk memproduksi enzim selulase secara optimal.
Penelitian ini akan digunakan limbah kertas sebagai substrat, kertas merupakan bahan yang
mengandung selulosa, pada kertas HVS kandungan selulosa mencapai 90% berat. Kapang
Aspergillus Niger sebagai penghasil enzim selulase didapatkan dari pengembangbiakan
menggunakan media PDA (Potato Dexto Agar). Penelitian inidilakukan dengan perlakuan pebedaan
penambahan jumlah glukosa starter sebanyak 0,3, 5,7,9,15, dan 20 mL, serta variasi waktu inkubasi
yaitu selama 2, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 14, 16, 18, 20 hari. Dari kedua variasi tersebut didapatkan hasil yang
optimum yaitu glukosa 5 mL, pada waktu 11 hari dengan besarnya nilai aktivitas enzim yaitu sebesar
0,0797 Unit/mL dan 0,0766 Unit/mL. | in_ID |