Peningkatan Produk Bioetanol dari Umbi Iles-Iles Melalui Hidrolisis Asam dan Metode Ssf (Sakarifikasi dan Fermentasi secara Serentak)
Abstract
Perkembangan dunia industri yang semakin pesat telah mendorong meningkatnya penggunaan energi
fosil. Hal ini berdampak terhadap ketersediaan energi fosil di dunia yang semakin menipis. Untuk itu
pengembangan energi alternatif perlu dimaksimalkan, salah satunya adalah bioetanol. Iles-iles
(Amorphophallus muelleri Blume) merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang cocok sebagai bahan
baku bioetanol karena produktifitasnya cukup melimpah di Indonesia. Peningkatan produk bioetanol
yang diperoleh dilakukan dengan metode SSF. Dipelajari pengaruh hidrolisis asam, dosis ragi kering
(0,4%;0,8%;1,6%;2%) dan waktu fermentasi (24;36;48;60;72 jam). Hasil hidrolisis enzim disaring
(filtrasi) hingga padatan dan cairan terpisah, cairan diproses secara konvensional dengan bantuan
ragi kering (Saccharomyces cereviseae) untuk menghasilkan bioetanol sedangkan padatan
dihidrolisis asam dan dilikuifikasi kemudian diSSF. Fermentasi konvensional dengan Sacharomyces
cereviseae 0,8% pada T: 30oC, pH: 4,5 diperoleh konsentrasi etanol 8,12% (72 jam). Pada hidrolisis
asam dengan menggunakan 1% H2SO4 4M dan pemanas autoklaf (T: 121 oC) yang selanjutnya di SSF
pada T: 30oC, pH: 4,5 dengan 20% Aspergillus niger, 20% Fusarium oxyparum dan 0,8%
Sacharomyces cereviseae mampu menghasilkan etanol dengan konsentrasi 1,41% (72 jam),
sedangkan SSF tanpa hidrolisis asam (pembanding) menghasilkan konsentrasi etanol 1,24% (48 jam).
Pada variasi dosis ragi kering (yeast) didapatkan dosis ragi kering optimum pada 1,6% yang
menghasilkan kadar etanol 1,63%.