Show simple item record

dc.contributor.authorThobroni, Muhammad
dc.contributor.authorNurgiyantoro, Burhan
dc.date.accessioned2012-03-26T06:26:21Z
dc.date.available2012-03-26T06:26:21Z
dc.date.issued2010-02
dc.identifier.citationBogdan, Robert and Taylor, Steven J. 1992. Introductions to Qualitative Research: A Phenomenological Approach to The Social Sciences. New York: John Wiley & Sons. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia oleh Arief Furchan. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional. “Duh, Susahnya Jadi Single Parent”. diakses 01 Desember 2008. http://www2.kompas.com/ kesehatan/ news/ 0510/14/100133.htm “Feminisme”, diakses 01 Desember 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme. Huck, Charlotte S., Hepler, Susan, and Hickman, Janet. 1987. Children’s Literature in The Elementery School. New York: Holt Rinehart and Hinston, Inc Liliweri, Alo. 2005. Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: Lkis. Lukens, Rebecca J. 2003. A Critical Hand Book of Children’s Literature. Boston: Pearson Education, Inc. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. “Pembangunan Masih Kesampingan Diffable”. diakses 01 Desember. http:// pojokmagelang.co.cc/?p=56 Rogers, Rebecca, Berkes, Elizabeth Malancharuvil, Hui Diane, et al. 2000. “Critical Discourse Analisys in Education: A Review of the Literature”. Review of Educational Research. Fall 2005, volume 75, Number 3, page 365-367 “Roro Kidul Alat Penegak Kekuasaan”. diakses 02 Desember 2008. http://majalah. tempointeraktif. com/id/arsip/ 1988/09/17/SEL/mbm. 19880917. SEL28197.id.html Suhartono. 2008. “Kebangsaan atau Cuma Semangat Kedaerahan?”. diakses 01 Desember 2008. http://www. kompas. co.id/ kompas-cetak/ 0710/27/ Politikhukum/ 3945079.htm “Suksesi Keraton Yogyakarta: Bisakah GKR Pembayun Menggantikan Kedudukan Sultan HB X?” diakses 02 Desember 2008. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0205/29/ sh05.html. Tanjung. Akbar. 2008. „Kepemimpinan Politik yang Negarawan”. diakses 03 Desember 2008. http://www.setneg.go.id/index.php?option= com_ content&task = view&id= 728&Itemid=135 “Tanpa Rekonsiliasi, Pertikaian Politik Tak Selesai”. Diakses 03 Desember 2008. http:// theindonesianinstitute.com /index.php/20080113120 /Tanpa-Rekonsiliasi-Pertikaian- Politik-Tak-Selesai.html Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.en_US
dc.identifier.issn1411-5190
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/662
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur multikulturalisme dalam cerita tradisional Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis wacana. Sumber penelitian ialah cerita tradisional Yogyakarta dalam bentuk buku yang diperoleh dengan teknik baca-catat. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode analisis wacana dengan meminjam teknik referensi, inferensi, pengetahuan tentang dunia, dan perbandingan. Keabsahan data melalui validitas dan reliabilitas. Validitas data melalui validitas semantik dan verifikasi pakar, yakni Prof. Dr. Bakdi Soemanto, pakar sastra dan penulis cerita tradisional, serta Dr. Purwadi, pakar Kejawaan. Reliabilitas melalui reliabilitas intrarater yakni baca-kaji-ulang, dan reliabilitas interater dengan cara berdiskusi dengan teman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: cerita tradisional Yogyakarta mengandung unsur multikulturalisme bidang sosial-budaya, seperti perang saudara, ketidakadilan gender dan nafas feminisme Jawa, ketahanan pangan, teknologi berbasis masyarakat, semangat dagang, masalah keluarga, penghormatan terhadap tata susila, dan sikap tamak dalam hidup, politik dan hukum seperti perebutan kekuasaan dan kepemimpinan politik, dan pendidikan seperti pendidikan transfer nilai, pendidikan pekerti, pendidikan kearifan lokal, pendidikan ramah lingkungan, pendidikan religiusitas, pengenalan lintas budaya, pendidikan konseling remaja, penghormatan terhadap pahlawan, pendidikan enterpreunership, dan pendidikan kewarganegaraan. Keragaman dalam cerita tradisional menunjukkan cerita tradisional Yogyakarta intensif dalam pergulatan sosial-budaya. Pergulatan itu menjadi inspirasi penting bagi proses lahirnya cerita tradisional, sekaligus merekam dan memotret realitas sosial-budaya. Cerita tradisional bertema politik menunjukkan masyarakat pada dasarnya “merasa akrab” dengan peristiwa politik, meskipun terlihat “diam” atas apa yang dirasakan. Cerita tradisional menjadi “pemberontakan” karena tersumbatnya saluran berpendapat terhadap proses politik yang terjadi. Cerita tradisional bertema pendidikan menunjukkan masyarakat memiliki kepedulian dan keterikatan tertentu dalam dunia pendidikan.en_US
dc.subjectmultikulturalismeen_US
dc.subjectcerita tradisionalen_US
dc.titleMULTIKULTURALISME DALAM CERITA TRADISIONAL YOGYAKARTAen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record