dc.identifier.citation | Balat, M., Balat, H., Oz, C., (2008). Progress in bioethanol processing. Progress in Energy and Combustion Science, 34,pp 551–573. Dien, B.S., Jung, H.G., Vogel, K.P., Casler, M.D., Lamb, J.F.S., Iten, Loren., Mitchell R.B., Sarath, G., (2006). Chemical composition and response to dilute-acid pretreatment and enzymatic saccharification of alfalfa, reed canarygrass, and switchgrass. Biomass and Bioenergy, 30,pp880–891. ESDM., (2012). Cadangan minyak bumi Indonesia. http://www.esdm.go.id/ statistik/ data-sektor-esdm/ cat_view/ 58- publikasi/ 240-statistik/ 341-statistik-minyak-bumi.html. Gnansounou, E. dan Dauriat, A., (2005). Ethanol fuel from biomass. Juournal of Scientific and Industrial Research, vol. 64, pp 809-821 ILIR., (2013). Getting superior Napier grass to dairy farmers in East Africa, Nairobi, Kenya: International Livestock Research Institute. Ohgren, K., Rudolf, A., Galbe, M., Zacchi, G., (2006). Fuel ethanol production from steam-pretreated corn stover using SSF at higher dry matter content. Biomass and Bioenergy, 30,pp 863–869. Prasad. S., Singh, Anoop., Joshi, H.C. (2007), Ethanol as an alternative fuel from agricultural, industrial and urban residues, Resources, Conservation and Recycling 50 (2007) 1–39 Sanchez, O.J. dan Cardona, C.A., (2008). Trends in biotechnological production of fuel ethanol from different feedstocks. Bioresource Technology, 99,pp 5270–5295. Sari, N.K., (2009). Produksi bioethanol dari rumput gajah secara kimia. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”Veteran” Jawa Timur, Jurnal Teknik Kimia Vol.4,No.1. Sendelius, J., (2005). Steam Pretreatment Optimisation for Sugarcane Bagasse in Bioethanol Production. Lund University, Chemical Engineering Department, Sweden. Sun, Y. dan Cheng, J., (2002). Hydrolysis of lignocellulosic materials for ethanol production. Bioresource Technology, 83, 1–11. Yu, Z. dan Zhang, H., (2003). Pretreatments of cellulose pyrolysate for ethanol production by Saccharomyces cerevisiae, Pichia sp. YZ-1 and Zymomonas mobilis. Biomass and Bioenergy, 24, 257 – 262. | in_ID |
dc.description.abstract | Rumput gajah atau Pennisetum Purpureum adalah merupakan keluarga rumput-rumputan. Kandungan
selulosa dari rumput gajah kering dapat mencapai lebih dari 30% lebih. Sellulosa adalah polisakarida
yang terbanyak yang terdapat di alam yang dapat diubah menjadi glukosa dengan cara hidrolisis
enzimatik mengunakan celluclast. Pengembangan sumber energi alternatif seperti bioetanol adalah salah
sutu solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelangkaan energi. Proses utama yang dilakukan yaitu
pretreatment, hidrolisis dan fermentasi. Proses pretreatment menggunakan variabel konsentrasi H2SO4
0; 0,1; 0,15; 0,2 %(v/v), temperatur pretreatment 130; 150; 170oC, serta lama waktu pretreatment 20;
40; 60; 80 menit. Sedangkan proses fermentasi mengunakan Saccharomyces cerevisia. Setelah penelitian
dilaksanakan kadar glukosa dan bioetanol tertinggi yang diperoleh pada variasi H2SO4 0,1%(v/v) pada
temperatur 130 oC dengan kadar glukosa 2,11%(b/v) serta bioetanol0,602%(v/v) dan pada variasi
H2SO40,1%(v/v) selama 40 menit dengan kadar glukosa 2,29% serta bioetanol0,604%. | in_ID |