dc.identifier.citation | Badan Ketahanan Pangan, 2006. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006– 2007. Indonesian Ministry of Agriculture, Jakarta. BPS. 2010. Statistik Nilai Tukar Petani di Indonesia. FAO. 2003. Food Balance Sheet. Dikutip dari internet: http://apps.fao.org/page/call Ford, James D. and Barry Smit. 2004. A Framework for Assessing the Vulnerability of Communities in the Canadian Arctic to Risks Associated with Climate Change. Arctic, Vol. 57, No. 4 pp. 389-400 Gregory, P. J.; Ingram J. S. I.; and Brklacich, M. 2005. Climate Change and Food Security. Philosophical Transactions of The Royal Society 360 pp 2139 - 2148. Hahn, B. Micah, Anne M. Riederer, and Stanley O. Foster. 2009. The Livelihood Vulnerability Index: A Pragmatic Approach to Assessing Risks from Climate Vulnerability and Change – A Case Study in Mozambique. Global Environmental Change doi: 10.1016/j.gloenvcha.2008.11.002. Hutabarat, B. 1999. Ekonomi Produksi dan Manajemen Usaha Tani dalam Percepatan Adopsi Teknologi, Peningkatan Produksi, dan Kesempatan Kerja; Rangkuman dan Gagasan dalam Penentuan Arah Penelitian di Masa Depan. Dinamika Inovasi Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Pertanian. Ed. Rusastra et.al : 270-284. Puslit Sosek Pertanian. Bogor Intergovernmental Panel on Climate Change. 2001. Climate Change 2001: Impacts, Adaptation, and Vulnerability (Technical Summary of A Report of Working Group II of the Intergovernmental Panel on Climate Change). www.ipcc.ch. Diakses pada tanggal 28 Maret 2007 Maxwell, Simon and Timothy R. Frankerberger,1996, Household Food Security: Concept, Indicators, Mesurements. A Technical Review. Unicef and IFAD, New York and Rome Maxwell S. Frankenberger TR. 1992. Household Food Security: Concepts, Indicators, Measurements, A Technical Review. Rome: International Fund for Agricultural Development – United Nations Children Fund. Maxwell, D., C. Levin, M.A. Klemeseau, M. Rull, S. Morris and C. Aliadeke, 2000. Urban Livelihoods and Food Nutrition Security in Greater Accra, Ghana. IFPRI in Collaborative with Noguchi Memorial for Medical Research and World Health Organization. Research Report No. 112. Washington, D.C. Mulyo,J.H., Jamhari, AW. Utami, MI. Makruf dan Sugiyarto. 2009 a. Studi Identifikasi Kerawanan Pangan di Kabupaten Pemalang. Mulyo, J.H., Irham, Widodo dan Sugiyarto. 2009 b. Kajian Ekonomi Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Ketahanan Pangan Rumahtangga Tani dan Rumahtangga Industri Rumahtangga Berbasis Produk Pertanian. KKP3T Badan Litbang Pertanian. Jakarta Mulyo, J.H., Dwidjono HD, Sugiyarto, Fuad CA. dan B. Riris A. 2011. Keragaan Penguasaan Lahan dan Pengaruh Akases Lahan Terhadap Ketahanan Pangan Tingkat Rumahtangga. Prosiding Seminar Hasil Hibah Penelitian Fakultas Pertanian UGM Mulyo,J.H. dan Suharyanto. 2011. Peningkatan Pendapatan dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Melalui Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Provinsi Bali. Saleh Chaerul dan Waluya, 1988. Pengeluaran Rumahtangga di Pedesaan Sulawesi Selatan. Dalam Faisal Kasryno et al (eds) Perubahan Ekonomi Pedesaan menuju Struktur Ekonomi Berimbang. Prosiding Patanas. Pusat Penelitian Agro Ekonomi Balitbang Deptan. Jakarta. Undang- Undang Republik Indonesia No 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Von Braun, Joachim. 2008. Impact of Climate Change on Food Security in Times of High Energy Prices. The Future of Agriculture: A Global Dialogue among Stakeholders. International Centre for Trade and Sustainable Development. Barcelona, Spain. | in_ID |
dc.description.abstract | Perubahan iklim dan ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama dunia saat ini, terutama berkaitan dengan pertambahan jumlah penduduk penduduk dunia yang mencapai tujuh milyar lebih saat ini. Kondisi ini diperparah dengan semakin berkurangnya lahan subur karena adanya alih fungsi lahan untuk kepentingan non pertanian pangan. Di samping itu, ketahanan pangan terutama aspek ketersediaan pangannya juga terganggu oleh adanya perubahan iklim (climate
change), terutama adanya anomali iklim El Nino dan La Nina. Berbagai kondisi tersebut secara simultan akan mengganggu kemampuan ketahanan pangan rumahtangga. Sejalan dengan kondisi tersebut, maka perlu diteliti mengenai kerentanan rumahtangga perubahan iklim tersebut terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan rumahtangga khususnya pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan serta mengkaji strategi rumahtangga dalam menghadapi perubahan iklim, dan menganalisis kaitan antara perubahan iklim terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan rumahtangga. Metode analisis untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan rumahtangga terhadap perubahan iklim adalah menghitung indeks kerentanan seperti yang dikembangkan oleh Hahn et al, (2009). Selanjutnya, untuk mengestimasi kaitan perubahan iklim dengan ketahanan pangan dan kesejahteraan rumahtangga, dilakukan analisis regresi berganda model multinomial logit dengan menggunakan pendekatan Jonsson and Toole (1991). Strategi rumahtangga dalam menghadapi perubahan iklim akan dianalisis secara deskriptif, baik dari sisi penghidupan (livelihood) yang terkait dengan mata pencaharian, pangan dalam rumahtangga, maupun modal sosial dalam masyarakat. Responden akan dipilih melalui random
sampling method pada daerah produsen pangan dan daerah non produsen pangan di Propinsi Riau. Hasil penelitian menunjukkan tingkat ketereksposan rumahtangga pada bencana dan dampak buruk perubahan iklim berada pada level kecil hingga sedang yaitu 0.2508, sedangkan skor kapasitas adaptif dan sensitivitasnya berturut-turut memberikan nilai kontributif sebesar 0.3441 dan 0.2002, selanjutnya diketahui indeks kerentanan (LVI) sebesar -0.019. Indeks kerentanan (LVI) ini dapat dikategorikan berada pada skala menengah (interval -1 ≤ LVI ≤ +1). Adapun tingkat ketahanan pangan rumahtangga tani tersebar pada 31,43% tahan pangan, 28,57% rentan pangan, 32,86 kurang pangan dan sisanya rawan pangan sebesar 7,14%. Berdasar analisis regresi juga diketahui bahwa faktor yang secara statistik berpengaruh secara signifikan pada
tingkat ketahanan pangan rumahtangga diantaranya adalah usia, harga daging ayam, dummy peminjaman tanpa agunan, dan dummy partisipasi pada kelompok tani. Di samping itu juga dapat dinyatakan secara statistik, bahwa kesejahteraan rumahtangga tani hanya dipengaruhi oleh faktor pendapatan rumahtangga saja (yaitu total income, dan pendapatan usahatani). Keduanya sama-sama menunjukkan korelasi yang positif terhadap kesejahteraan rumahtangga tani. Peningkatan
pendapatan (baik usahatani maupun pendapatan total) akan meningkatkan tingkat kesejahteraan rumahtangga. | in_ID |