Show simple item record

dc.contributor.authorSuharjo, Suharjo
dc.contributor.authorAbsori, Absori
dc.contributor.authorCholil, Munawar
dc.contributor.authorAnggoro Sigit, Agus
dc.date.accessioned2016-10-21T03:43:11Z
dc.date.available2016-10-21T03:43:11Z
dc.date.issued2016-08-27
dc.identifier.issn2407-9189
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/7697
dc.description.abstractBentuklahan kaki gunung api merupakan wilayah yang mempunyai kesamaan sifat relief, jenis batuan dan proses geomorfologi. Kaki gunung api Merapi daerah kabupaten Klaten dicirikan lereng patah, kemiringan lebih besar 86 %, jenis batuan atau material gunung api dan proses geomorfologinya merupakan proses dan memiliki 87 sumber mata air/umbul dengan debit air dari 5 – 1850 l/detik. Pada saat musim kemarau daerah ini selalu terjadi konflik masyarakat petani dengan pengguna air umbul yang bersifat produktif baik dari pemerintah atau swasta. Tujuan penelitian menganalisis pola penggunaan air umbul untuk pertanian padi sawah. Metode untuk mendapatkan data melalui forum diskusi kelompok (FGD). Sampel dipilih atas dasar strata purposive, gabungan kelompok petani (GAPOKTAN) desa Gumul Kecamatan Polanharjo dan kecamatan Manisrenggo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Pola penggunaan air umbul daerah Kaki Volkan Klaten bagian selatan yaitu daerah kecamatan Manisrenggo sumber air dari umbul Brintik yang berada di desa Kepurun, penggunaannya dengan cara komprehensif yaitu melalui siklus domestik, pariwisata, perikanan dan lainnya untuk pertanian padi sawah. Pembagian air pada padi sawah dimulai dari lahan bagian hulu dan berakhir di bagian hilir. Daerah Manisrenggo Terdapat 9 umbul, disamping air umbul maka masyarakat petani Manisrenggo menggunakan sumur pantek. 2). Pola penggunaan air umbul daerah Kaki volkan klaten tengah dan utara dilakukan perencanaan. Periode lima tahunan yang lalu dilakukan pada bulan Mei tetapi pada musim kemarau tahun 2016 ini belum dilakukan perencanaan penggunaan air mengingat adanya perubahan iklim yang disebut kemarau basah. Sebelum tahun 2016 perencanaan penggunaan yaitu penetapan jenis umbul yang diambil sebagian untuk air yang bersifat produktif, semua umbul diutamakan untuk konsumtif. Siklus berikutnya dibuat sarana irigasi permanen untuk perikanan dan pertanian. Pola penggunaan air umbul untuk pertanian didasarkan atas variasi kemiringan lereng lahan pertanian padi sawah yaitu dimulai dari bagian hulu dan berakhir di bagian hilir. Siklus tanam dan panen padi berurutan dari lereng bagian hulu kemudian baru lereng bagian hilir. interval siklus tanam dan panen mencapai 20 – 30 hari. Siklus tanam dan panen berdampak pada berkembangnya siklus tumbuh dan berkembangnya hama tanaman seperti tikus dan wereng yang tidak bisa dicegah dan perlu diatasi.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherSTIKES Muhammadiyah Pekajanganin_ID
dc.subjectAIR UMBULin_ID
dc.subjectPERTANIAN PADIin_ID
dc.titlePOLA PENGGUNAAN AIR UMBUL UNTUK LAHAN PERTANIAN PADI SAWAH DAERAH KAKI GUNUNG MERAPIDI KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAHin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record