Tragedi Kedurhakaan Dalam Cerita Malin Kundang (Sumatera Utara) Dan Batu Menangis (Kalimantan Barat)
Abstract
Berbicara masalah sastra tidak akan ada habisnya selama peradapan manusia tetap berlangsung. Karya sastra tidak pernah terlepas dari manusia itu sendiri sebagai pencipta. Penelitian ini akan memaparkan perbandingan antara cerita rakyat Malin Kundang dengan Batu Menangis. Perbandingan atau membandingkan karya sastra dilakukan dengan disiplin ilmu, yakni sastra bandingan. Membandingkan dua karya sastra atau lebih menjadi objek kajian sastra bandingan. Jadi, sastra bandingan adalah kegiatan membandingkan dua karya sastra atau lebih minimal dari dua negara yang berbeda. Kegaitan membandingkan itu tidak hanya dibandingkan dari satu unsur saja, tetapi secara keseluruhan. Penelitian ini difokuskan pada kajian unsur tragedi kedurhakaan antar kedua karya sastra, cerita rakyat Malin Kundang dengan Batu Menangis. Kegiatan pengkajian sastra bandingan ini menggunakan teori pendekatan objektif. Pendekatan objektif memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur, yang dikenal analisis intrinsik. Konsekuensi logis yang ditimbulkan adalah mengabaikan bahkan menolak segala unsur ekstrinsik, seperti aspek historis, sosiologis, polotis, dan unsur-unsur sosiokultural lainnya, termasuk biografi. Oleh karena itu, pendekatan objektif juga disebut analisis otonomi.