Aktivitas Antifertilitas Ekstrak Daun Pacing Costus speciosus (koen.) J.E. Smith pada Sperma Tikus Wistar Jantan
View/ Open
Date
2016-05-21Author
Wulanzani, Urla Tri
Lestari, Umie
Syamsuri, Istamar
Metadata
Show full item recordAbstract
Pacing secara empiris digunakan oleh masyarakat sebagai bahan kontrasepsi tradisional, contohnya di
Pulau Wawonii Sulawesi Tenggara daun pacing digunakan untuk kontrasepsi dan perawatan pasca
persalinan dengan cara direbus. Berdasarkan fakta tersebut, penelitian ini bertujuan sebagai dasar dari
pembuktian secara ilmiah kemampuan daun pacing sebagai calon obat kontrasepsi khususnya pada
individu jantan baik secara makroskopi maupun secara molekuler. Penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ekstrak daun pacing terhadap motilitas tikus jantan strain wistar dan uji aktivitas
fosforilasi protein membran spermatozoa tikus. Ekstrak daun pacing diberikan dengan variasi dosis
yakni 65 dan 32 mg/kgBB, sementara itu kelompok kontrol diberikan akuades. Semua sediaan uji
diberikan secara oral setiap hari selama 14 hari. Data hasil dari perhitungan motilas sperma selanjutnya
dianalisis secara statistik menggunakan uji non-parametrik Kruskal-Wallis, dilanjutkan dengan uji
Mann-Whitney. Hasil penelitian motilitas sperma menunjukkan pada dosis 65 dan 32 mg/kg BB,
ekstrak daun Pacing mampu menurunkan motilitas spermatozoa sebesar 32-46% (P<0,05). Hasil
penelitian pada tahap elektroforesis menunjukkan terbentuknya 6 pita (band) dengan berat molekul 88
kDa; 57 kDa, 47 kDa, 22 kDa, 9 kDa, 3 kDa. Perhitungan aktivitas fosforilasi protein membran
spermatozoa secara manual pada protein dengan berat molekul 47 kDa kontrol sebesar 5,8 x 10
µmol/mL.menit; pada dosis satu 5,2 x 10
-1
µmol/mL.menit; sedangkan pada dosis dua 4,4 x 10
µmol/mL.menit. Perhitungan aktivitas fosforilasi protein membran spermatozoa dengan berat molekul 3
kDa pada kontrol sebesar 5,3 x 10
-1
µmol/mL.menit; pada dosis satu 1,2 x 10
µmol/mL.menit;
sedangkan pada dosis dua 1,7 x 10
-1
µmol/mL.menit. Nilai aktivitas fosforilasi tersebut selanjutnya
dapat digunakan sebagai penunjang penentuan kalitas sperma terutama untuk motilitas sperma secara
molekuler.