Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam Pembelajaran Fisika
Abstract
Indonesia telah mengalami banyak perubahan kurikulum sebanyak sebelas kali terhitung dari
kurikulum 1947 sampai dengan sekarang kurikulum 2013. Namun pada kenyataannya kurikulum
2013 juga banyak mengalami permasalahan sehingga ada sekolah yang kembali pada kurikulum
sebelumnya, yaitu KTSP. Akan tetapi permasalah lain juga terdapat pada cara guru dalam
menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang konvensional menyebabkan siswa
tidak termotivasi dan malas belajar. Untuk itu diperlukan model pembelajaran baru yaitu ARCS.
Sintaks pada model ARCS memadukan antara keaktifan siswa dengan pendekatan ilmiah dan
penyampaian materi yang menarik serta mudah dipahami. Alur pembelajaran memerlukan
pengeplotan waktu dengan kegiatan yang tepat agar kekurangan model ARCS dapat tertutupi oleh
kelebihan ARCS. Alur pembelajaran ARCS akan membuat kegiatan pembelajaran terarah dan
tersusun dengan teratur serta menarik untuk siswa. Dari penelitian yang telah dilakukan hasil
perhitungan uji-t diperoleh t
hitung
adalah 1,87 dan t
tabel
yang diperoleh adalah 1,66 sehingga H
0
ditolak dan hal ini membuktikan adanya pengaruh yang signifikan pada hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran ARCS. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model ARCS dapat meningkatkan
hasil belajar dan meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan. Dalam konteks
pembelajaran dibutuhkan dukungan motivasi dalam setiap waktu untuk dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dukungan ini dapat diwujudkan dengan desain instruksional. Melalui penggunakan
model ARCS dalam pembelajaran Fisika menjadikan siswa mampu memahami keterkaitan konsep
satu dengan yang lain sehingga hasil belajar siswa memiliki perubahan yang positif. Selain itu
dapat juga menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan siswa menjadi tahu kemampuan mereka.