dc.identifier.citation | Antolin, G., Velasco,E.,Irusta,R.,Segovia,J.J.,1991, Combustion of Coffe Lignocellulose Waste, Proceedings of First Internasional Conference, Vilamoura, Portugal. Archie, W. Culp. Jr,1984 , Principle of Energy Conversion, Missouri-Rolla Damardjati, D.S., 1991, Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan , IPB, Bogor. Fastabiqul Khoerot., 2005, Pengaruh Tekanan Terhadap Laju Pembakaran Dan Temperatur Pembakaran Biobricket (campuran sabut kelapa dan batubara) dengan variasi tekanan 50 kg/cm2, 75 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 . Tugas Akhir, FT UMS. Himawanto, D.A., 2003, Pengolahan Limbah Pertanian menjadi Biobriket sebagai salah satu Bahan Bakar Alternatif . Penelitian UNS. Joko, S., 2005, Pengolahan Sampah Kota menjadi biobriket sebagai salah satu bahan bakar alternative, Tugas Akhir, FT UMS. Naruse,I.,Gani,A.,Morishita,K.,2001,Fundamental Characteristic on Co-Combustion of Low Rank Coal with Biomass, Pittsburg. Sudradjat, R., 2001, The Potensial of Biomass Energy Resources in Indonesia for the Possible Development of Clean Technology Process (CPT), Jakarta . Sukandarumidi, 1995, Batubara dan gambut, UGM Pres. Samsul, M., 2004, Pengaruh Penambahan Arang Tempurung Kelapa Dan Penggunaan Perekat Terhadap Sifat-Sifat Fisika Dan Kimia Briket Arang Dari Arang serbuk Kayu Sengon, UGM. | en_US |
dc.description.abstract | Potensi biomass ampas tebu dan jerami sebagai sumber energi alternatif
sedemikian melimpah, namun belum terolah sepenuhnya. Berawal dari hal
tersebut maka peneliti mengajukan penelitian mengenai pengolahan biomass
ampas tebu dan jerami dengan campuran batubara serta bahan perekat yang
terbuat dari tepung pati guna diolah menjadi bahan bakar alternatif berupa
biobriket . Dalam penelitian ini komposisi yang di uji adalah biobriket dengan
perbandingan prosentase batubara : biomass (ampas tebu dan jerami); 10% :
90% ; 33,3% : 66,6% ; 50% : 50% . Penelitian awal dilakukan dengan
pengumpulan, penghalusan, pengujian bahan baku (kadar air, nilai kalor, kadar
abu, volatile matter, kadar karbon) dan pencampuran bahan baku (batu bara,
ampas tebu, jerami dan perekat pati), selanjutnya dilakukan pengepresan dengan
tekanan 100 kg/cm2 . Pengujian pembakaran dilakukan di laboratorium untuk
mengetahui besarnya laju pengurangan massa dengan laju kecepatan udara
konstan(0,3 m/), kemudian dilanjutkan dengan pengujian emisi polutan .
Berdasarkan percobaan dan parameter yang telah di uji, penambahan biomass
menyebabkan naiknya volatile matter sehingga lebih cepat terbakar dan laju
pembakaran lebih cepat. Penambahan biomass juga dapat menurunkan emisi
polutan yang dihasilkan pada saat pembakaran. Komposisi biobriket terbaik yang
dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari adalah komposisi batubara 10% :
biomass 90% karena lebih cepat terbakar, suhu yang dicapai dapat optimal dan
lebih ramah lingkungan. | en_US |