Show simple item record

dc.contributor.authorSubroto
dc.date.accessioned2012-04-16T06:49:12Z
dc.date.available2012-04-16T06:49:12Z
dc.date.issued2006-07
dc.identifier.citationAntolin, G., Velasco,E.,Irusta,R.,Segovia,J.J.,1991, Combustion of Coffe Lignocellulose Waste, Proceedings of First Internasional Conference, Vilamoura, Portugal. Archie, W. Culp. Jr,1984 , Principle of Energy Conversion, Missouri-Rolla Damardjati, D.S., 1991, Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan , IPB, Bogor. Fastabiqul Khoerot., 2005, Pengaruh Tekanan Terhadap Laju Pembakaran Dan Temperatur Pembakaran Biobricket (campuran sabut kelapa dan batubara) dengan variasi tekanan 50 kg/cm2, 75 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 . Tugas Akhir, FT UMS. Himawanto, D.A., 2003, Pengolahan Limbah Pertanian menjadi Biobriket sebagai salah satu Bahan Bakar Alternatif . Penelitian UNS. Joko, S., 2005, Pengolahan Sampah Kota menjadi biobriket sebagai salah satu bahan bakar alternative, Tugas Akhir, FT UMS. Naruse,I.,Gani,A.,Morishita,K.,2001,Fundamental Characteristic on Co-Combustion of Low Rank Coal with Biomass, Pittsburg. Sudradjat, R., 2001, The Potensial of Biomass Energy Resources in Indonesia for the Possible Development of Clean Technology Process (CPT), Jakarta . Sukandarumidi, 1995, Batubara dan gambut, UGM Pres. Samsul, M., 2004, Pengaruh Penambahan Arang Tempurung Kelapa Dan Penggunaan Perekat Terhadap Sifat-Sifat Fisika Dan Kimia Briket Arang Dari Arang serbuk Kayu Sengon, UGM.en_US
dc.identifier.issn1411-4348
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/800
dc.description.abstractPotensi biomass ampas tebu dan jerami sebagai sumber energi alternatif sedemikian melimpah, namun belum terolah sepenuhnya. Berawal dari hal tersebut maka peneliti mengajukan penelitian mengenai pengolahan biomass ampas tebu dan jerami dengan campuran batubara serta bahan perekat yang terbuat dari tepung pati guna diolah menjadi bahan bakar alternatif berupa biobriket . Dalam penelitian ini komposisi yang di uji adalah biobriket dengan perbandingan prosentase batubara : biomass (ampas tebu dan jerami); 10% : 90% ; 33,3% : 66,6% ; 50% : 50% . Penelitian awal dilakukan dengan pengumpulan, penghalusan, pengujian bahan baku (kadar air, nilai kalor, kadar abu, volatile matter, kadar karbon) dan pencampuran bahan baku (batu bara, ampas tebu, jerami dan perekat pati), selanjutnya dilakukan pengepresan dengan tekanan 100 kg/cm2 . Pengujian pembakaran dilakukan di laboratorium untuk mengetahui besarnya laju pengurangan massa dengan laju kecepatan udara konstan(0,3 m/), kemudian dilanjutkan dengan pengujian emisi polutan . Berdasarkan percobaan dan parameter yang telah di uji, penambahan biomass menyebabkan naiknya volatile matter sehingga lebih cepat terbakar dan laju pembakaran lebih cepat. Penambahan biomass juga dapat menurunkan emisi polutan yang dihasilkan pada saat pembakaran. Komposisi biobriket terbaik yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari adalah komposisi batubara 10% : biomass 90% karena lebih cepat terbakar, suhu yang dicapai dapat optimal dan lebih ramah lingkungan.en_US
dc.subjectBatubaraen_US
dc.subjectampas tebuen_US
dc.subjectjeramien_US
dc.titleKARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA, AMPAS TEBU DAN JERAMIen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record