Show simple item record

dc.contributor.authorNingsih, Dyah Ayu
dc.contributor.authorAsngad, Aminah
dc.date.accessioned2016-12-26T01:41:55Z
dc.date.available2016-12-26T01:41:55Z
dc.date.issued2016-05-21
dc.identifier.citationAdri, Delvi dan Wikanastri Hersoelistyorini. 2013. “Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan”. Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 07 Bharali R, Tabassum J, Azad MR. 2003. “Chemomodulatory effect of Moringa oleifera Lam on hepatic carcinogen emboli sing enzym, antioxidant parameters and skin papillomagenesis in mice”. Asian Pac J Cancer Prev 4: 131-135 Bisset, N. G. 2001. Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals a Handbook for Practice on a Scientific Basic With Reference to German Commision E Monographs. 2nd Ed., P.490-491. London : CRC Press. Bisset, N. G. 2001. Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals a Handbook for Practice on a Scientific Basic With Reference to German Commision E Monographs. 2nd Ed., P.490-491. London : CRC Press. Chan, J. C., Cheung, P.C.K., and Ang, P.O. 1997. Comparative studies on the effect of three drying method on nutritional composition of seaweed Sargassum hemiphyllum (Turn). Journal of Agriculture and Food Chememistry. 45:3056-3059. Fahey, J.W. 2005. Moringa Oleifera : A Review Of The Medical Evidence For Its Nutritional, Therapeutic, And Prophylatic Properties Part I. USA : Tresss For Live Journal. Harrison, T. J., and Dake GR. 2005. An Expeditious, High-Yielding Construction of The Food Aroma Compounds 6-Acetil-1,2,3,4-tetrahydropyridine and 2 –Acetyl-1-phyroline. J. Org. Chem., Vol: 70, pp. 10872-10874. Hernani. 2004. Gandapura: Pengolahan, fitokimia, minyak atsiri, dan daya herbisida. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Vol. XV (2): 32-40. Jamriati, rinrin. 2008. Pangan Tradisional, Alternatif Makanan Pokok. http://beritaiptek.com/pilihberita.php?id=388. (Diakses tanggal 23 Oktober 2015) Kasolo, J.N., Bimeya, G.S., Ojok, L., Ochieng, J., Okwal-okeng, J.W. 2010. Phytochemicals and Uses of Moringa oleifero Leaves in Ugandan Rural Communities. Journal of Medical Plant Research. Vol. 4(9): 753-757. Kurniasih. 2013. Khasian dan Manfaat Daun Kelor Untuk Penyembuhan Berbagai Penyakit. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Lase, V. A.2010. Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada Pengolahan Teh hitam (Orthodox) di TPN IV Sidamanik. Departemen Teknologi pertnian. Fakultas Pertanian Universitas sumatra Utara. Rahardjo, M. 2007. Krokot (Portulaca oleracea) gulma berkhasiat obatmengandung omega-3. Warta Penelitian dan Pengembangan. Sreeletha S and Padma PR. 2009. Antioxidant Activity and Total Phenolic Content of Moringa oleifera Leaves in Two Stages of maturity. J Plant Food Human Nutri. Vol. 64: 303-311. Taylerson, K. 2012. The health benefits of tea varieties from Camellia sinensis. Journal. Project Advisor: Maria Donkin, School of Biomedical & Biological SciencePlymouth University, Drake Circus, Plymouth, PL4 8AA.Vol5 (1), pp 04-312.in_ID
dc.identifier.issn2557-533X
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8058
dc.description.abstractKrokot dan kelor yang selama ini dianggap hanya sebagai gulma dan tanaman pagar, faktanya memiliki manfaat yang besar bagi tubuh kita. Pembuatan teh dengan pengovenan merupakan salah satu inovasi baru dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan krokot dan daun kelor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas antioksidan pada teh kombinasi krokot dan daun kelor dengan variasi suhu pengeringan. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktorial. Faktor I adalah variasi konsentrai tanaman krokot dengan daun kelor (K), yaitu K1 (1 g: 1 g) , K2 (1,3 g: 0,7 g), K3(0,7 g dan 1,3 g). Faktor II adalah variasi suhu (S), yaitu S1 (45°C), S2 (50°C), dan S3 (55°C). Hasil penelitian menunjukkan kualitas antioksidan tertinggi pada K3S3 75,51% dengan konsentrasi krokot lebih sedikit dibanding dengan daun kelor dan suhu pada 55°C, sedangkan K2S1 Kualitas antioksidan paling rendah karena konsentrasi krokot lebih banyak. Krokot mengandung Omega-3 sebagai antioksidan dan kelor mengandung berbagaimacam antioksidan kuat seperti tanin. Semakin tinggi kandungan antioksidan, maka semakin baik teh yang dihasilkan. Hasil kualitas organoleptik terbaik adalah pada perlakuan K2S1, K3S1, K2S2, K3S2, K1S3, dan K3S3 dengan penilaian organoleptik warna coklat tua, rasa sedikit pahit, aroma sedikit langu, namun daya terima kurang suka.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectTehin_ID
dc.subjectKrokotin_ID
dc.subjectPortulacain_ID
dc.subjectKelorin_ID
dc.subjectAntioksidanin_ID
dc.titleUji Antioksidan Teh Kombinasi Krokot (Portulaca Oleracea) dan Daun Kelor dengan Variasi Suhu Pengeringanin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record