• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
    • Simposium Nasional Ke-15 RAPI 2016
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Simposium Nasional Rekayasa Aplikasi Perancangan dan Industri
    • Simposium Nasional Ke-15 RAPI 2016
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Morfologi Serat Pelepah Tanaman Salak Hasil Proses Biopulping Menggunakan Kultur Phanerochaete chrysosporium dan Trametes versicolor

    Thumbnail
    View/Open
    I84_Triastuti Rahayu.pdf (1004.Kb)
    Date
    2016-12-07
    Author
    Rahayu, Triastuti
    Asngad, Aminah
    Suparti
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Serat pelepah tanaman salak yang menjadi limbah perkebunan salak di Kabupaten Sleman Yogyakarta sama sekali belum dimanfaatkan dan menjadi sampah/limbah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui morfologi serat pelepah tanaman salak hasil perlakuan menggunakan jamur pelapuk putih (P. chrysosporium dan Trametes versicolor) dengan lama inkubasi 45 hari. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu jenis inokulum jamur pelapuk putih (J0=kontrol, J1=P.crysosporium (PC), dan J2=Trametes versicolor (TV). Pelepah tanaman salak dibuat serpih berukuran ± 1,6 cm dengan pencacah sampah kemudian dikeringkan dan direndam dengan air bersih 24 jam. Setelah ditiriskan, serpih dimasukkan dalam plastic tahan panas dan disterilkan dalam autoclave selama 30 menit pada suhu 121°C. Kultur jamur pelapuk putih dari kultur cair diinokulasi dalam serpih pelepah salak 10% kemudian diinkubasi pada suhu ruang (2930˚C) selama 45 hari. Parameter yang diamati adalah kerapatan pertumbuhan miselium JPP, warna serat setelah masa inkubasi berakhir, dan foto SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miselium PC mengalami pertumbuhan lebih cepat sampai minggu ke-3 dibandingkan TV, tetapi akhir inkubasi tampak miselium TV tumbuh bagus sama dengan PC. Warna serat/serpih pelapah salak dengan perlakuan JPP menjadi lebih putih dibandingkan kontrol, dan dengan SEM terlihat permukaan serat lebih kasar pada perlakuan dengan PC karena degradasi matriks. Serat dengan perlakuan TV tampak permukaan halus dan koloni JPP tetapi belum terlihat degradasi matriks. Kesimpulan penelitian ini adalah morfologi serat pelepah salak dengan perlakuan PC menunjukkan tingkat degradasi lebih lanjut dibandingkan TV.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/8096
    Collections
    • Simposium Nasional Ke-15 RAPI 2016

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV