Show simple item record

dc.contributor.authorMulyono, Gotot Slamet
dc.contributor.authorHidayati, Nurul
dc.contributor.authorLestari, Maharannisa Widi
dc.date.accessioned2017-01-14T06:46:36Z
dc.date.available2017-01-14T06:46:36Z
dc.date.issued2016-12-07
dc.identifier.citationAdewumi, E., & Allopi, D. (2014). An Appropriate Bus Rapid Transit. International Journal Of Science And Technology Vol.3 No.4 ISSN 2049-7318. Armijaya, H. (2003). Ability To Pay dan Willingness To Pay Penumpang Angkutan Kereta Api Commuter. Makassar. Breidert, C. (2005). Estimation of Willingness to Pay. Theory, Measurement, Application, Disertation Wistschaftsyniverstat Wien. Gabler Edition Wissenschaft Eboli, L., & Mazzulla, G. (2008). Willingness To Pay Of Public Transport Users For Kumarage, A. S. (2002). Criterion For A Fares Policy And Fares Index For Bus Transport In Sri Lanka. International Journal Of Regulation And Governance Vol. 2 No. 1, 53-73 Pujianto, B. (2002). Sistem Angkutan Umum dan Barang. Semarang: Universitas Diponegoro. Tamin, O. Z., Rahman, H., Kusumawati, A., Munandar, A. S., & Setiadji, B. H. (1999). Studi Evaluasi Tarif Angkutan Umum dan Analisa Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP) di DKI Jakarta. Transportasi Vol. 1 No.2, 122-135. Zito, P., & Salvo, G. (2012). Latent Class Approach To Estimate The Willingness To Pay For Transit User Information. Journal Transportation Technologies.in_ID
dc.identifier.issn1412-9612
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8144
dc.description.abstractKonsekuensi menggunakan angkutan umum adalah adanya kewajiban untuk membayar tarif kepada pihak operator kendaraannya. Tarif yang dikeluarkan dapat ditetapkan berdasarkan biaya standar operasional kendaraan saja maupun ditambah dengan biaya lainnya. Angkutan umum dalam melayani penumpang memberikan fasilitas diantaranya: kepastian tempat naik/turun serta adanya air conditioner (AC) di dalam kendaraan. Berdasarkan pengamatan, masyarakat yang menggunakan Batik Solo Trans (BST) cukup beragam. Hal ini menjadi pertimbangan untuk mengkaji apakah tarif yang dibayarkan oleh pengguna BST saat ini sudah sesuai dengan kemampuan serta kemauan membayar mereka masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden pengguna BST, besar tarif yang harus dibayar pengguna berdasarkan perhitungan Ability to Pay (ATP) serta Willingness to Pay (WTP). Obyek penelitian ini adalah BST Koridor I dan II. Data yang digunakan berupa hasil kuisioner oleh 460 responden. Pelaksanaan survai dilakukan pada beberapa hari kerja/sekolah yaitu: Kamis-Jum’at, 12-13 Februari 2015 untuk Koridor 2, sedangkan Koridor 1 dilakukan pada Rabu, 18 Februari 2015 dan Senin, 23 Februari 2015. Hasil studi diketahui karakterisistik respondennya mayoritas adalah: 58% perempuan, 28% pelajar, 37% bertujuan bisnis, dan 28% berpenghasilan antara Rp900.001,00-Rp1.099.050,00. Berdasarkan analisa tarif sesuai Ability to Pay (ATP) kategori pelajar diperoleh sebesar Rp2.000,00 dan kategori umum Rp3.670,00, sedangkan sesuai Willingness to Pay (WTP) untuk kategori pelajar diperoleh sebesar Rp1.555,00 dan kategori umum Rp3.458,00. Hasil tarif ATP kategori pelajar yang diperoleh sama dengan tarif yang berlaku, sedangkan tarif WTP menunjukan tarif yang berlaku belum layak. Hasil tarif baik berdasarkan ATP maupun WTP untuk kategori umum yang diperoleh lebih rendah dari tarif yang berlaku, hal ini menunjukkan bahwa tarif tersebut belum layak.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherFakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectangkutan umumin_ID
dc.subjecttarifin_ID
dc.subjectATPin_ID
dc.subjectWTPin_ID
dc.titleKelayakan Tarif Batik Solo Trans (BST) Ditinjau dari Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)in_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record