Show simple item record

dc.contributor.authorHarjadi, Beny
dc.date.accessioned2017-03-16T04:12:30Z
dc.date.available2017-03-16T04:12:30Z
dc.date.issued2016-06-04
dc.identifier.citationAdalina Y., Nurrochmat D.R., Darusman D., Sundawati L., 2014. Harvesting of Non-timber Forest Products by the Local Communities in Mount Halimun- Salak National Park, West Java, Indonesia. ISSN: 2087-0469. JMHT Vol. XX, (2) 103-111 Augustus 2014. EISSN: 2089-2063. DOI: 10.7226/jtfm.20.2.103. Balai Taman Nasional Baluran, 2007. Taman Nasional Baluran, Secuil Afrika di Jawa (Sekilas Potensi Wisata Taman Nasional Baluran), Banyuwangi. Departemen Kehutanan, Jakarta, September 2007. Bolanda G.J., Melzera M.S., Hopkinb A., Higginsc V. & Nassuth A.. 2004. EPIDEMIOLOGY, Climate change and plant diseases in Ontario. Canadian Journal of Plant Pathology. Volume 26, Issue 3, 2004 pages 335-350. Harjadi, B., 2007. Aplikasi Penginderaan Jauh & SIG untuk Penetapan Tingkat Kemampuan Penggunaan Lahan (KPL). (Studi Kasus di DAS Nawagaon Maskara, Saharanpur-India). Forum Geografi, Vol. 21, No. 1, Juli 2007: 69 – 77. Krisbandono, A., 2013. Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Upaya Mitigasi Perubahan Iklim : Pengalaman Kota Rotterdam. Edisi 03/Tahun XIX/2013. MAJALAH Media Indonesia.indd Spread 36 of 44 - Pages(36, 53). Kumar S., Harjadi, B., and Patel, N.R.. 2006. Modeling approach in Soil Erosion Risk Assessment and Conservation Planning in Hilly Watershed Using Remote Sensing and GIS. Journal of Agriculture & Soils Division, Indian Institute of Remote Sensing, Dehradun – 248001. Kusmana, C., 2010. Respon Mangrove Terhadap Perubahan Iklim Global : Aspek Biologi dan Ekologi Mangrove.Karya tulis disampaikan pada Lokakarya Nasional Peran Mangrove dalam Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim, KKP, Jakarta 14-15 Desember 2010. Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. Lim K.J., Sagong M., Engel BA., Tang Z., Choi J., Kim KS., 2005. GIS-based sediment assessment tool. Agricultural and Biological Engineering, Purdue University, West Lafayette, IN 47907-2093, USA. 0341-8162/$ - see front matter D 2005 Elsevier B.V. All rights reserved. doi:10.1016/j.catena.2005.06.013. Locatelli B., Kanninen M., Brockhaus M., Colfer CJP., Murdiyarso D., Santoso H., 2008. Facing an un certain Future. How Forest and People can Adapt to Climate Change. CIFOR. Center for International Forestry Research. Jl. CIFOR, Situ Gede, Bogor Barat 16115, Indonesia. Tel.: +62 (251) 8622-622; Fax: +62 (251) 8622-100. E-mail: cifor@cgiar.org. Web site: http://www.cifor.cgiar.org. Mitchell R.J., Morecroft M.D., Acreman M., Crick H.Q.P., Frost M., Harley M., Maclean I.M.D., Mountford O., Piper J., Pontier H., Rehfisch M.M., Ross L.C., Smithers R.J., Stott A., Walmsley C.A., Watts O., Wilson E.. 2007. England biodiversity strategy – towards adaptation to climate change. Final Report to Defra for contract CRO327. May 2007 - www.defra.gov.uk. Panagos, P., Liedekerke M.V., Montanarella L., Jones R.JA., 2008. Soil organic carbon content indicators and web mapping applications. Environmental Modelling & Software 23 (2008) 1207-1209. doi:10.1016/j.envsoft.2008.02.010. Sancayaningsih R.P., Rofiqoh H., Saputra A., Laraswati D.. 2015. Kontribusi Vegetasi Lantai pada Infiltrasi Air di Area Sekitar Mata-air Mudal, Purwosari, Gunung Kidul, Yogyakarta. Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan 1 Surakarta, 13 Januari 2015 Pendidikan Biologi FKIP Universitas Negri Solo, Surakarta, Indonesia. Susilo, A., 2011. Pengaruh Anomali Cuaca Terhadap Perkembangan Organisme Pengganggu Tanaman. Materi Rapat Koordinasi Pengelolaan SDA dengan instansi yang menangani pengelolaan SDA di Kabupaten/Kota se Jawa timur di Hotel Utami, Surabaya 27-28 Juni 2011. Syafi’i A., Manikasari G.P., Wistantama H.A., Janiawati IAA., Satria RA., 2013. Laporan Hasil Praktik Pengelolaan Kawasan Konservasi Resort Labuhan Merah. Taman Nasional Baluran. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. WHO, 2003. Climate change and human health : risks and responses . WHO (World Health Organization) Library Cataloguing-in-Publication Data. Geneva. ISBN 92 4 156248 X (NLM classification: WA 30). Wiyono, S., 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman. Makalah disampaikan pada Seminar Sehari tentang Keanekaragaman Hayati Ditengah Perubahan Iklim: Tantangan Masa Depan Indonesia, Diselenggarakan Oleh KEHATI, Jakarta 28 Juni 2007.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-044-0
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8221
dc.description.abstractTingkat kerentanan iklim yang berdampak pada Perubahan Iklim yang terjadi di Taman Nasional (TN) Bali Barat yang diperngaruhi oleh 3 paremeter yaitu : curah hujan (Ch), kelembaban (Rh) dan Suhu Udara (T). Penelitian ini dilakukan di TN.Bali Barat yang merupakan daerah paling barat Pulau Bali di pantai yang berseberangan dengan Pelabuhan Gilimanuk Ketapang (Banyuwangi). Tepatnya pada koordinat Geografis 8o 03’ 23,18” LS dan 114o 25’ 44,97” BT sampai 8o 10’ 38,16” LS dan 114o 32’ 09,74” BT. Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dikelola dengan sistem zonasi, sesuai dengan SK Direktur Jenderal PHKA No.SK.143/IV-KK/2010 tanggal 20 September 2010 tentang Zonasi TNBB, dimana TNBB terbagi menjadi beberapa zona diantaranya : Zona Inti seluas ± 8.023,22 Ha, Zona Rimba ± 6.174,756 Ha, Zona Perlindungan Bahari ± 221,741 Ha, Zona Pemanfaatan ± 4.294,43 Ha, Zona Budaya, Religi dan Sejarah seluas ± 50,570 Ha, Zona Khusus ± 3,967 Ha dan Zona Tradisional seluas ± 310,943 Ha. TNBB dapat dimanfaatkan untuk ilmu pengetahuan, penelitian, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, wilayah TNBB memiliki tipe iklim C, D dan E, dengan curah hujan rata-rata masing-masing sebesar 1.559 mm/th (tipe iklim C), 1.064 mm/th (tipe iklim D) dan 972 mm/th (tipe iklim E). Iklim C terdapat pada daerah pegunungan (Gunung Klatakan=698 m.dpl (dari permukaan laut), dan Gunung Malaya = 332 m.dpl). Tipe iklim D meliputi wilayah yang lebih rendah, mulai dari Gilimanuk, Cekik, Labuan Lalang sampai Sumber Klampok, sedangkan tipe iklim E berada di Semenanjung Prapat Agung terutama di pesisir sebelah barat. Tujuan Penelitian untuk membandingkan kerentanan iklim yang terjadi di Taman Nasional Bali Barat pada tahun 2001 dan tahun 2011. Dengan membandingkan 2 kondisi Kerentanan Iklim yang terjadi pada tahun 2001 dan 2011 maka akan diperoleh kondisi Perubahan Iklim yang terjadi, sehingga dapat dianalisis tingkat kerentanannya. Kerentanan Iklim dikelaskan menjadi 5 yaitu : 1) Sangat Tahan, 2) Tahan, 3) Sedang, 4) Rentan dan 5) sangat Rentan. Perubahan yang terjadi dari faktor luar yang mempengaruhi perubahan kerentanan iklim antara tahun 2001 dengan tahun 2011 terjadi dari Sedang (41,39%)-Rentan menjadi Tahan (87,26%) -Sangat Tahan. Secara umum kondisi Taman Nasional Bali Barat (TNBB) semakin membaik karena menuju ke kondisi Tahan dan Sangat Tahan akibat pengaruh dari Curah Hujan, Temperatur dan Kelembaban Udara.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectBali Baratin_ID
dc.subjectKerentanan Iklimin_ID
dc.subjectKelas Kerentananin_ID
dc.subjectTaman Nasionalin_ID
dc.titleTingkat Kerentanan Iklim di Taman Nasional Bali Baratin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record