Show simple item record

dc.contributor.authorMurtiono, Ugro Hari
dc.contributor.authorWuryanta, Agus
dc.date.accessioned2017-03-18T06:36:50Z
dc.date.available2017-03-18T06:36:50Z
dc.date.issued2016-06-04
dc.identifier.citation__________.2009. Rawa Pening. Kampung itu Berubah Menjadi Rawa. Kompas, 10 Juni 2009. Effendi.,H.2003. Telaah Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. http://www.organikilo.co/2014/12/kandungan-unsur-hara-kotoran-sapi.html. Kandungan Unsur Hara Kotoran Sapi, Kambing, Domba dan Ayam. Novizan.2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. 2012. Penyusunan Rencana Tata Ruang Rinci Kawasan Rawapening.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-044-0
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8231
dc.description.abstractWaduk alam Rawapening merupakan salah satu prioritas penanganan permasalahan lingkungan hidup terkait dengan tingginya lonjakan populasi enceng gondok (eichornia crassipes) yang telah mengganggu pasokan air untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Tuntang. Melonjaknya populasi enceng gondok diduga disebabkan oleh tingginya unsur hara (Eutrofikasi) di Rawapening, yang berasal dari hasil penggunaan pupuk kimia pada sawah irigasi, sawah tadah hujan dan lahan sayuran. Eutrofikasi adalah proses pengayaan (enrichment) air dengan unsur hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktifitas primer perairan terutama unsur hara Nitrogen (N) dan Phospor (P), hal ini merupakan masalah yang dihadapi di seluruh dunia yang terjadi di ekosistem air tawar maupun marin.Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber terjadinya eutrifikasi di Waduk Alam Rawapening di Kab, Semarang, Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah mengambil dan menganalisis sampel air permukaan yang diduga sebagai penyumbang eutrifikasi seperti lahan pertanian (sawah irigasi, sawah tadah hujan dan lahan sayuran) di Daerah Tangkapan Air Rawapening. Disamping itu juga dilakukan analisis sampel air permukaan pada masing – masing sungai utama yang bermuara di Waduk alam Rawapening. Penentuan titik sampel, dilakukan berdasarkan peta penggunaan lahan skala 1:25.000 yang telah diperbaharui dengan analisis citra SPOT tahun 2006 dengan bantuan perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil kajian menunjukkan, unsur Nitrogen (N) yang masuk dalam Waduk Alam Rawapening sangat tinggi yaitu sebesar 2.181,71 ton/th (53,73% dari total semua unsur zat kimia). terendah di Sungai Kedung Ringin 19,479 ton/th. Kandungan unsur P sebesar 420,04 ton/th (10,34% dari total semua unsur zat kimia). Kandungan unsur N dan P tertinggi pada S.Panjang yaitu sebesar 769,025 ton/th dan 105,432 ton/th. Sedangkan Sungai Kedung Ringin menyumbang unsur N dan P terendah yaitu sebesar 19,479 ton/th dan 4,790 ton/th. Dapat disimpulkan bahwa penyumbang eutrofikasi tertinggi di Waduk alam Rawapening berasal dari lahan sayur (591,923 ton/th atau 62,06 %)di Sub DAS Panjang.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectEutrifikasiin_ID
dc.subjectLahan Pertanianin_ID
dc.subjectWaduk Alam Rawapeningin_ID
dc.titleTelaah Eutrofikasi pada Waduk Alam Rawapeningin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record