dc.identifier.citation | Creswell, John W. (1998). Qualitative Inquary and Research Design:Choosing Among Five Traditions, Sage Publications, California. Groat, Linda and Wang, David (2002). Architectural Research Methods, John Wiley & Sons, Inc., New York. Guba, E.G. and Lincoln, Y.S. (1985). Naturalistic Inquiry, Sage Publications, London. KLH (2007). Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Surakarta Tahun 2007, Pemkot, Surakarta. Leitmann, Josef (1999). Sustaining Cities: Environmental Planning and Management in Urban Design. McGraw Hill, New York. Lombard, Denys (1990). Le Carrefour Javanais, Essai d’histoire Globale I: Le Limited de L’occidentalisation (Terjemahan), Gramedia Pustaka Utama dan Forum Jakarta-Paris (Ecole Francaise d’Extreme-Orient), Jakarta. Qomarun (2007). An Organism Named Solo: The Concept of the City as Genetics, Prosiding Internasional USU (Universitas Sumatra Utara), Medan. Raffles, Thomas Stamford (1817). The History of Java (Terjemahan), Penerbit Narasi, Yogyakarta. Ricklefs, M.C. (1981). Some Statistical Evidence on Javanese Social, Economic and Demographic History in the Later 17th and 18th Centuries, Journal Modern Asian Studies, Vol. 20, No.1. Sekretariat Negara (2007). Undang Undang RI No. 26/2007 tentang Penataan Ruang. Penerbit Citra Umbara, Bandung. Watson, Donald et al, (2003). Time Saver Standards for Urban Design, McGraw-Hill, New York. Yin, R.K. (2003). Case Study Research: Design and Methods, Sage Publisher, California. | in_ID |
dc.description.abstract | Riset ini dilatarbelakangi oleh kondisi kota-kota tua di Indonesia yang umumnya mengalami
paradoks, yaitu mempunyai program yang berkelanjutan namun sedang berkondisi sarat
dengan bencana kota, seperti banjir, kebakaran, pencemaran, kerusuhan dan lain-lain. Seperti
diketahui bersama, agenda untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan adalah sudah menjadi
komitmen bagi para pengelola kota di seluruh dunia, terutama sejak awal milenium ketiga ini.
Jadi, permasalahan kota tua di Indonesia pada umumnya adalah bagaimana cara mencapai
tujuan kota yang berkelanjutan, sementara kondisi riilnya sedang dalam posisi kritis. Untuk
menjawab isu itu, maka dilakukan penelitian studi kasus di Kota Solo. Kesimpulan utama dari
penelitian ini adalah ilmu perancangan kota sudah saatnya melakukan pencerahan baru terkait
paradigma ‘organisme’ kota. Substansi ‘tubuh’ kota sudah harus terdeteksi dengan jelas
sebelum melakukan perancangan, baik jenis komponen yang menyusunnya maupun formula
penyatu di antara komponen-komponen itu. Studi untuk mengkaji tubuh kota ini selanjutnya
disebut sebagai urban forensik, yaitu ilmu rekayasa untuk mendiagnosa tubuh kota, sehingga
dapat terdeteksi dengan jelas tentang asal-usul kesehatan maupun kesakitan kota. Setiap kota
mempunyai kode ‘genetik’ yang berbeda karena terkait susunan ‘HBL’-nya yang juga berbeda.
Tanpa kajian ini, program keberlanjutan kota hanya akan menjadi impian, karena permasalahan
kota yang ada akan semakin rumit dan bahkan tak terbayangkan sebelumnya. | in_ID |