Eksplorasi Framework Tentang Sertifikasi Kota Tropis yang Berkelanjutan
Abstract
Tulisan ini berusaha mengupas tentang kerangka-kerja (framework) dalam
mewujudkan kota tropis yang berkelanjutan. Meskipun isu kota yang berkelanjutan
(sustainable city) telah menjadi agenda pada kota-kota di seluruh dunia pada era
milenium ketiga ini (Agenda 21), namun pada tataran praktis isu itu masih terkendala
tentang bagaimana menemukan komponen dan parameternya. Manfaat utama dari studi
ini adalah untuk mengakomodir kebijakan penanganan perencanaan pembangunan
perkotaan yang berkelanjutan, dengan menemukan struktur utama dari sustainable
tropical city, yang selanjutnya dapat menyusun komponen dan parameternya. Substansi
sustainable city yang terdiri dari 3 unsur pokok, yang umumnya disebut sebagai trilogi,
yaitu sistem ekologi-ekonomi-sosial, membutuhkan kajian yang lebih mendalam pada
tataran teori dan empiri pada masing-masing lokasi kota. Studi ini berusaha membahas
dalam tataran literatur, yang selanjutnya akan disempurnakan lagi dalam tataran empiri
untuk menemukan komponen dan parameternya. Kajian literatur meliputi eksplorasi
grand theory, analisis konsep, analisis regulasi, studi banding dan beberapa diskusi
dengan para pakar. Hasil studi eksplorasi ini adalah ditemukannya perangkat UQS
(Urban Quality State) dan USS (Urban Sustainable State) sebagai sarana utama dalam
membangun sertifikasi kota tropis yang berkelanjutan. Perangkat UQS merupakan
kerangka-1, yang berupa matrix untuk mengukur dan menelusuri 2 tuntutan pertama
adanya ruang kota, yaitu aman dan nyaman. Sedangkan perangkat USS merupakan
kerangka-2, yang berupa flowchart untuk menganalisis dan menelusuri 2 tuntutan kedua
adanya ruang kota, yaitu produktif dan berkelanjutan. Jadi, untuk mewujudkan sertifikasi
kota tropis yang berkelanjutan, kerangka UQS membutuhkan standar kualitas lingkungan
kota, sementara USS membutuhkan analisis lingkungan kota. Ruang kota yang terdiri
dari tiga substansi, yaitu lingkungan alam, lingkungan buatan dan lingkungan sosial,
setelah dikupas dengan kedua kerangka itu, akan menghasilkan lima peringkat utama
sesuai kondisinya, yaitu: (1) sangat jelek; (2) jelek; (3) sedang; (4) baik; dan (5) sangat
baik. Secara teoritik, kondisi kota dengan peringkat baik dan sangat baik akan
mempunyai tiga ciri utama, yaitu: (1) adanya delta-plus pada kondisi R (Resource) antara
masa depan dan masa kini; (2) adanya dinamika kota yang menuju maximum-QoL
(Quality of Life) dan minimum-W (Waste); dan (3) adanya proses recurrence-QoL dan
recycle-W menuju rebuilt-R.