• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS VII 2016
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS VII 2016
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Perilaku Masyarakat Terhadap Kelestarian Fungsi-Fungsi DAS di Pulau Bintan

    Thumbnail
    View/Open
    58_Syahrul Donie.pdf (5.543Mb)
    Date
    2016-06-04
    Author
    Donie, Syahrul
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Bintan adalah salah satu pulau dari gugusan pulau-pulau kecil (< 2000 km2) di Kepulauan Riau. Berdasarkan Keppres No 41 Tahun 1973 dan Peraturan Presiden No 87 Tahun 2011 ditetapkan menjadi salah satu Kawasan Industry Strategis Nasional. Sebagai daerah pengembangan industri maka ketersediaan air dan kelestariannya menjadi sangat penting dimana saat ini menunjukkan penurunan. Terkait kelestarikan dan ketersediaan air maka fungsi-fungsi daerah aliran sungai (DAS) di pulau tersebut harus dikelola dengan baik dan lestari, salah satunya dengan mengendalikan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan lahan. Kajian ini bertujuan untuk melihat perilaku masyarakat dalam pemanfaatan lahan serta hal-hal yang menyebabkan terjadinya perilaku tersebut. Penelitian dilakukan di tiga DAS, yaitu DAS Jago, DAS Pulai dan DAS Jeram. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi lapangan dan divalidasi melalui diskusi kelompok terarah. Pemilihan responden dilakukan secara purposive sesuai tujuan. Data dideskripsikan dan dianalisis secara kualitatif serta didukung oleh foto-foto lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air di Pulau Bintan mengalami penurunan terutama pada bulan Agustus sampai dengan Oktober. Perilaku masyarakat masih belum selaras dengan kaidah-kaidah yang ada, diantaranya perilaku membakar hutan, menebang kayu hutan lindung, membiarkan lahan terlantar , bertani tanpa konservasi, ladang berpindah yang menyisakan semak belukar masih dominan dijumpai. Belum terbangunnya persepsi positif bahwa perilaku mereka akan berdampak pada kelestarian DAS, masih berbedanya pengertian konsep daerah aliran sungai (DAS)bagi setiap lembaga, adanya keinginan menguasai lahan hutan dan penegakan peraturan yang lemah serta disiplin aparatur negara yang masih rendah menyebabkan perilaku tersebut muncul. Oleh karena itu perlu dibangun kesadaran bahwa menjaga fungsi-fungsi DAS penting untuk menjaga kelestarian air di masa depan. Selain itu konsep pengelolaan DAS perlu disosialisasikan kembali ke masyarakat dan lembaga terkait, tanpa pengertian dan persepsi yang sama maka perilaku terhadap pengelolaan DAS sulit akan berubah dan kelestarian DAS sulit akan tercapai.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/8528
    Collections
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS VII 2016

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV