Show simple item record

dc.contributor.authorFalah, Faiqotul
dc.contributor.authorSavitri, Endang
dc.date.accessioned2017-04-17T03:00:01Z
dc.date.available2017-04-17T03:00:01Z
dc.date.issued2016-06-04
dc.identifier.citationBenson, C., Twigg, J., & Rossetto,T. 2007. Disaster Risk Reduction : Tools for Mainstreaming, Guidance Notes for Development Organisations. The International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies / the ProVention Consortium. Switzerland. [BNPB]. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. BNPB. 2014. Data dan Informasi Bencana Indonesia: Profil Kebencanaan. http://www.dibi.bnpb.go.id [12 Januari 2015] BPDAS Agam Kuantan. 2014. Kriteria Penetapan Klasifikasi DAS Wilayah Kerja BPDAS Agam Kuantan. Buku I (Buku Utama). Padang. Donie, S., F.Falah, dan E.Savitri. 2015. Banjir Bandang di Kabupaten Lima Puluh Kota : Suatu Pembelajaran Pentingnya Koordinasi Kelembagaan. Prosiding Seminar Nasional Kemandirian Daerah dalam Mitigasi Bencana Menuju Pembangunan Berkelanjutan. Program Studi S2 PKLH Universitas Sebelas Maret, Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Solo, Indonesia. Lucia, A., Comiti, F., Borga, M., Cavalli, M., & Marchi, L. 2015. Dynamics of Large Wood During a Flash Flood in Two Mountain Catchments. Natural Hazards and Earth System Sciences (NHESS) 3:1643-1680 Maarif, S. 2012. Pikiran dan Gagasan Penanggulangan Bencana di Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Jakarta. Mulyanto, H. R., Parikesit, N. A., & Utomo, H. 2012. Petunjuk Tindakan dan Sistem Mitigasi Banjir Bandang. Semarang: Direktorat Sungai dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum bekerja sama dengan JICA Project on Integrated Disaster Miti gation Management for Banjir Bandang. Paimin, Sukresno, & Pramono, I. B. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Balikpapan: Tropenboss International Indonesia Programme Paimin, Sukresno, dan Purwanto. 2010. Sidik Cepat Degradasi Sub DAS. A.N. Ginting (ed). Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi. Bogor. Peraturan Kepala BNPB No 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Jakarta. Savitri, E. dan I.B. Pramono. 2015. Mitigasi Banjir Bandang di Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional “Kemandirian Daerah Dalam Mitigasi Bencana Menuju Pembangunan Berkelanjutan”. Program Studi S2 PKLH UNS. Surakarta. Savitri, E., I.B. Pramono, G.Tjakrawarsa, F.Falah, R.Bambang, dan D. Yuliardi. 2015. Laporan Hasil Penelitian Teknik Mitigasi Banjir Bandang di Provinsi Riau dan Sumatera Barat. Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS. Solo. Tidak dipublikasikan. Utomo, B.B., dan R.D. Supriharjo. 2012. Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso. Jurnal Tenik ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012).in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-044-0
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8529
dc.description.abstractarakter fisik Propinsi Sumatera Barat memiliki kerentanan tinggi terhadap banjir bandang, terutama di kawasan yang merupakan hulu dari sungai sungai besar. Kerentanan fisik karena faktor alam bersifat terus menerus/berkelanjutan, sehingga upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak bencana adalah dengan cara hidup harmonis dengan bencana, yang salah satu bentuknya berupa pemberdayaan masyarakat dalam upaya mitigasi banjir bandang. Tujuan penulisan naskah ini adalah memberikan informasi mengenai upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya mengurangi dampak terjadinya banjir bandang di Sumatera Barat. Metode penelitian yang dilakukan adalah : a) studi pustaka; b) wawancara terstruktur serta diskusi bersama parapihak mengenai upaya pemberdayaan masyarakat dalam mitigasi banjir bandang; c) analisis data secara kualitati f. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : a) masyarakat memiliki kearifan lokal untuk memprediksi terjadinya banjir bandang, namun belum ada mekanisme untuk siaga banjir bandang; b) belum ada peraturan adat untuk penanganan bencana; c) Penyuluhan mengenai tanggap bencana sudah dilakukan di tingkat kecamatan; d) BPBD Propinsi Sumatera Barat dan Kabupaten/Kota sudah berproses membentuk Kelompok Sadar Bencana (KSB) di beberapa desa; e) Sampai akhir tahun 2015, pelatihan KSB baru dilakukan di Kota Padang, belum dilakukan di kabupaten lain. Dalam jangka pendek dan menengah perlu membentuk dan melatih Kelompok Sadar Bencana, Kelompok Pengamanan Hutan, dan Kelompok Konservasi Hutan berbasis nagari/desa. Perlu diberikan pelatihan monitoring kondisi sungai, penetapan jalur evakuasi, prosedur peringatan dini banjir bandang, serta prosedur evakuasi kepada anggota Kelompok Sadar Bencana. Sementara untuk Kelompok Pengamanan Hutan perlu disosialisasikan peraturan bidang pengamanan hutan, pelatihan patroli pengamanan hutan, pelatihan penjagaan hutan, penanganan pertama pelanggaran peraturan hutan, dan pembuatan laporan pengamanan hutan. Untuk mitigasi jangka panjang yang dapat dilakukan adalah bermitra dengan Kelompok Konservasi Hutan dalam rehabilitasi hutan dan lahan di daerah hulu DAS dan sempadan sungai.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectbanjir bandangin_ID
dc.subjectmitigasiin_ID
dc.subjectpemberdayaan masyarakatin_ID
dc.subjectKelompok Sadar Bencanain_ID
dc.titlePemberdayaan Masyarakat Dalam Mitigasi Banjir Bandang di Sumatera Baratin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record