dc.contributor.author | Fadjarajani, Siti | |
dc.contributor.author | As’ari, Ruli | |
dc.date.accessioned | 2017-04-21T06:09:51Z | |
dc.date.available | 2017-04-21T06:09:51Z | |
dc.date.issued | 2016-06-04 | |
dc.identifier.citation | Abdurrahman. (2007). Meaningful learning re-invensi kebermaknaan pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ahman Sya. 2004. Bukit Sepuluh Ribu Tasikmalaya. Tasikmalaya: CV Gadjah Poleng. Bloom, Benyamin S. (1981). All Our Children Learning. McGraw Hill Book Company. Bruner, Jerome S. (1960). The Prosess of Education. Vintages Book: New York. Conny R. Semiawan. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta : Depdikbud. Fuad Ihsan. 1995. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Gagne, Robert M. (1970)The Conditions of Learning. Holt Rinehart and Winston.Inc. New York. Munir. Moch. 2003. Geologi Lingkungan. Malang: Bayumedia Nana Sudjana. 2002. Media Pengajaran. Bandung : Sinar bagu Algesindo. Nasution. (1982). Berbagai Pendekatan dalam Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara: Bandung. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1987. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Sumaatmaja, Nursid. 1988. Studi Geografi suatu Pendekatan dan Analisa. Jakarta : Proyek Pembangunan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Depdikbud. Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. | in_ID |
dc.identifier.isbn | 978-602-361-044-0 | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/8545 | |
dc.description.abstract | Ringkasan atau abstrak disertai kata kunci diletakkan pada
bagian ini. Lingkungan hidup menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi
kelangsungan makhluk hidup. Manusia, hewan, tumbuhan dan organisme
lainnya memerlukan ruang untuk hidupnya. Sumber belajar geografi yang
aktual adalah terdapat di lapangan, dalam arti lapangan dapat berfungsi
sebagai laboratorium alam terbuka. Di lapangan, mahasiswa dapat
memahami secara langsung kondisi yang sebenarnya tentang kajian-kajian
geografi. Pembelajaran di lapangan juga dapat digunakan untuk
mencocokkan dan mengaplikasikan teori -teori yang diperoleh di kelas
dengan kondisi yang sebenarnya. Sehingga, mahasiswa akan terhindar dari
verbalisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model
pembelajaran berbasis lingkungan dengan memanfaatkan bukit sepuluh
ribu Tasikmalaya studi pada mata kuluah Geografi Sumberdaya lahan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan
Geografi FKIP Universitas Siliwangi sebanyak 2 kelas yang terdiri dari 66
orangmahasiswa yang diambil secara acak dari 4 kelas (134 orang) yang
mengontrak matakuliah Geografi Sumberdaya Lahan. Materi ajar Mata
Kuliah Geografi Sumberdaya Lahan yang menarik dapat memanfaatkan
lingkungan sebagai media maupun sumber belajar. Pembelajaran melalui
pemanfaatan Bukit Sepuluh Ribu yang terdapat di Kota Tasikmalaya
sebagai media maupun sumber belajar membantu dalam pemahaman
siswa dalam keadaan yang lebih rill dalam proses pemahaman materi.
Interaksi pembelajaran antara dosen, peserta didik serta lingkungan dapat
membangun semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta. Evaluasi pembelajaran
berbasis lingkungan dilakukan secara menyeluruh selama proses
pembelajaran dan setelah pembelajaran selesai. Evaluasi kognitif dapat
dilakukan sebelum dan di akhir dengan menggunakan tes tertulis berupa
objektif maupun uraian pembelajaran sedangkan evaluasi afektif dan
psikomotor dilakukan selama proses pembelajaran yaitu dengan melihat
sikap peserta didik selama proses pembelajaran. | in_ID |
dc.language.iso | id | in_ID |
dc.publisher | Muhammadiyah University Press | in_ID |
dc.subject | pemanfaatan | in_ID |
dc.subject | model pembelajaran | in_ID |
dc.subject | bukit sepuluh ribu | in_ID |
dc.subject | pendidikan lingkungan | in_ID |
dc.title | Pemanfaatan Bukit Sepuluh Ribu Untuk Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Lingkungan | in_ID |
dc.type | Article | in_ID |