• Login
    View Item 
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS VII 2016
    • View Item
    •   Home
    • Proceedings
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS VII 2016
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Bencana Sosial Masyarakat Adat di Hilir DAS Seruyan dan Perubahan Iklim Lokal (Studi Kasus di Provinsi Kalimantan Tengah)

    Thumbnail
    View/Open
    41_Jaka Suryanta.pdf (5.543Mb)
    Date
    2016-06-04
    Author
    Suryanta, Jaka
    Niendyawati
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    DAS Seruyan terletak di Kalimantan Tengah yang didalamnya terdapat Danau Sembuluh dengan luas 9.612 ha merupakan danau banjiran (flood lake) yang terletak di bagian hilir DAS. Disekitarnya banyak dihuni permukiman masyarakat adat yang berbaur dengan pendatang dengan kegiatan ekonomi beragam diantaranya industri galangan kapal, perkebunan karet, kelapa sawit dan kopi, peternakan dan perikanan tangkap atau keramba. Saat ini banyak perkebunan kelapa sawit yang ditanam mendekati bibir danau, bahkan limbahnya dibuang ke danau secara langsung. Degradasi lingkungan terutama perairan danau Sembuluh mulai terasa dan berdampak pada kesehatan bagi masyarakat setempat, juga menurunnya jumlah tangkapan ikan. Konflik horizontal mayarakat mulai muncul karena adanya alih penggunaan lahan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit. Permasalahan konflik lahan sekitar lokasi danau Sembuluh memerlukan penanganan agar tidak semakin bertambah besar, dan berdampak pada perubahan iklim setempat terutama tatanan ai r. Penelitian ini bertujuan mengetahui konflik sosial komunitas wilayah masyarakat adat di Danau Sembuluh berdasar peta wilayah adat, serta kondisi penutup lahan dan perijinan lahan. Metode yang dipakai adalah analisis overlay data liputan lahan (hasil interpretasi citra GeoEye0) dengan peta kawasan hutan , peta perijinan perkebunan dan peta masyarakat adat. Hasil dari penelitian ini diperoleh peta batas kelompok komunitas adat yaitu Pembuang 17.668 ha, Sembuluh 73.322 ha, Seruyan 20.076 ha, yang mendiami pada kawasan hutan berstatus APL, HP, TN dan HPK dengan liputan lahan hutan sekunder, semak belukar, rawa, danau dan perkebunan. Dengan memperhatikan analisis spasial tersebut, masyarakat ini berpotensi rawan konflik sosial dan adanya perubahan fungsi lingkungan yang berdampak pada kondisi iklim setempat. Oleh karena itu batas wilayah masyarakat adat segera diperjelas dan segera dibentuk kelembagaan pengelola danau yang melibatkan masyarakat adat dalam mengelola wilayah Danau Sembuluh agar fungsinya berkelanjutan.
    URI
    http://hdl.handle.net/11617/8549
    Collections
    • Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS VII 2016

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    Publikasi IlmiahCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    Login

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV