dc.identifier.citation | Abrams, Steven A., Ian J. Griffin, Keli M. Hawthorne, Sheila K. Gunn, Caren M. Gundberg,
and Thomas O. Carpenter. 2005. Relationships Among Vitamin D Levels, Parathyroid
Hormone, and Calcium Absorption in Young Adolescents. J Clin Endorinol Metab No
90(10).
Adair & Guilkey. 1997. Age-specific Determinants of Stunting in Filipino Children. Journal of
Nutrition. 127:314-320.
Aguayo, Victor M. And Purnima Menon. 2016. Stop Stunting: Improving Child Feeding,
Women’s Nutrition and houseold Sanitation in South Asia. Maternal and Child Nutrition
pp 3-11
Agustian L, Sembiring T dan Arianai A. 2009. Peran Zink terhadap Pertumbuhan Anak. Vol
(11): 4-9.
Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Andarini, S., Ventiyaningsih, A. D. I., & Samosir, N. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi (Energi,
Protein dan Zink) Dengan Stunting Pada Anak Umur 2-5 Tahun di Desa Tanjung Kamal
Wilayah Kerja Puskesmas Mangaran Kabupaten Situbondo
Angka Kecukupan Gizi (AKG). 2013. Tabel Angka Kecukupan Gizi 2013 bagi
American Veterinary Medical Association. National Board Examination Committee. North
American Veterinary Licensing Examination: Bulletin of information for candidates.
Bismarck (ND): The Committee; 2001.
Aridiyah. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di
Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. e-Jurnal Pustaka Kesehatan vol. 3 (1)
Badriah, D.L. 2011. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: PT Refika Aditama. Orang
Indonesia. Tersedia dalam:http://gizi.depkes.go.id [Diakses tanggal 28 Juli 2014].
Bender, D. 2002. Introduction to Nutrition and Metabolism Third Edition. Taylor and Francis
e-Library. London.
Brown, KH., Peerson, JM., Rivera, J., Allen, LH. 2002. Effect of Supplemental Zinc on the
Growth and Serum Zinc Concentrations of Prepubertal Children. American : Journal of
Clinical Nutrition vol 75(6).
Bueno, L.Aline and Mauro A. Czepielewski. 2008. The Importance for Growth of Dietary
Intake of Calcium and Vitamin D. Jornal de Pediatria Vol 84(5
Caulfield L, Richard S, Rivera J, Musgrove P, Black R. 2006. Stunting, wasting, and micronutrient
deficiency disorders. In: Jamison D, Breman J, Measham A, Alleye G, Claeson M, Evans
D, Jha P, Mills A, Musgrove P,. Disease Control priorities in Developing Countries. 2nd
ed. Washington, DC: Oxford University Press. p. 551–67.
Felicia, Cosman. 2009. Osteoporosis: Panduan Lengkap agar Tulang Anda Tetap Sehat. Solo:
Bintang Pustaka
Fitri. 2012. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting Pada Balita (12-59
bulan) si Sumatera (Analisis Data Riskesdas 2010). Universitas Indonesia.
Hapzah dan Supriadi. 2016. Asupan Kalsium dan Vitamin C dengan Tinggi Badan Siswa SD Negeri Beru-beru Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Manarang Vol 2(2)
Hidayati, L., Hadi, H., & Kumara, A. 2010. Kekurangan Energi dan Zat Gizi Merupakan Risiko
Kejadian Stunted pada Anak Usia 1-3 Tahun yang Tinggal di Wilayah Kumuh Perkotaan
Surakarta. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 3, No. 1, Juni 2010: 89-104, 3(1), 89–
104.
Jumirah, Lubis Z, Aritonang E. Status Gizi dan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Anak
Sekolah Dasar di Desa Nemo Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan. Skripsi. Medan
Kurniawan YAI, Muslimatun S, Achadi EL, Sastroamidjojo S. 2007. Nutritional Status
of Adolescent Girls in Rural Coastal Area of Tangerang District. Majalah Kedokteran
Indonesia vol. 57(5): 140-5
Lestari, W.,Margawati, A., Rahfiludin, M. Zen. 2014. Faktor Resiko Stunting pada Anak Umur
6-24 Bulan di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Vol. 3, No. 1.
Miekawati, W., Sayono, dan Ulfa N. 2012. Hubungan Konsumsi Kalsium dalam Makanan dan
Minum dengan Keparahan Karies Gigi pada Murid Kelas IV dan V SDN Melati
Kidul 1 dan 2 Kudus. Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang.
Rasool,G, Hassan,Zubair Awaisi, dan Khalid Awais. 2011. Puberty Growth Spurt Age In Local
Population — A Study. Pakistan Oral & Dental Journal, Vol 31, No. 1 (June
Riskesdas. 2013. Riskesdas provinsi Jawa Tengah 2013 (buku 1), Buku 2: Riskesdas dalam
angka provinsi Jawa Tengah. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Riskesdas. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Riyadi, Hadi. Zinc untuk Pertumbuhan dan perkembangan anak. Prosiding Seminar Nasional
Penanggulangan Masalah Defisiensi seng (Zn) : From Farm to Table. Southeast Asian
Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian
Bogor. Bogor; 2007.
Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Taufiqurrahman, Haman Hadi, Madarina Julia, Sosilowati Herman. 2009. Defisiensi vitamin A
dan Zinc Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stunting pada Balita di Nusa Tenggara Barat.
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Nusa TenggaraBarat. Volume 19(2).
Tucker L.J., Snelling A.M., Adams T.B. 2002. Development and validation of a stages of change
algorithm for calcium intake for college female students. Journal Clinical Nutrition.
American vol 21(6)
WHO. 2010. Global Health Risk Report. France.
WHO. 2013. About Cardiovascular diseases. Geneva.
WHO. 2015. World Health Statistics 2015. WHO
Widyastuti, Y. 2009.Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta
World Health Organization. 2011. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition.
Geneva.
Winzenberg TM, Shaw K, Fryer J, Jones G. 2010. Calcium Supplementation for Improving
Bone Mineral Density in Children. Australia. The Cochrane Collaboration | in_ID |
dc.description.abstract | Remaja putri merupakan kelompok yang rawan terhadap masalah gizi yaitu stunting dan
anemia. Masalah ini berkaitan dengan berbagai defisiensi baik makronutrien maupun
mikronutrien. Defisiensi makronutrien dan mikronutrien seperti protein, zinc, kalsium, vitamin
D, Fe, dan kadar Hb merupakan faktor resiko stunting dan anemia. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecukupan protein, zinc, kalsium, vitamin D,
Fe, dan kadar Hb pada remaja putri stunting dan non stunting. Hasil Penelitian kuantitatif
ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan jumlah responden 80 orang diperoleh
dengan teknik proporsional random sampling. Data tingkat kecukupan asupan diperoleh
melalui wawancara recall 24 jam dan pemeriksaan kadar hemoglobin darah menggunakan
metode cyamethemoglobin. Analisis data menggunakan uji statistik Independent t-test.
Penelitian diketahui tingkat kecukupan asupan protein, zinc, kalsium, vitamin D, zat besi (Fe)
(Fe) termasuk kategori defisit (<90%) jika dibandingkan dengan AKG (2013). Menurut analisis
bivariat yang dilakukan, ada perbedaan tingkat kecukupan protein (P=0,007), zinc (P=0,005),
kalsium (P=0,025), dan Fe (P=0,034) pada remaja putri stunting dan non stunting. Tidak ada
perbedadaan tingkat kecukupan vitamin D (P=0,065) dan kadar Hb (P=0,640) pada remaja
putri stunting dan non stunting. | in_ID |