Show simple item record

dc.contributor.authorRahmawati, Dinar Putri
dc.contributor.authorDaru, Anggita Susan Asmaran
dc.contributor.authorZulaekah, Siti
dc.contributor.authorHidayati, Listyani
dc.date.accessioned2017-05-29T04:41:43Z
dc.date.available2017-05-29T04:41:43Z
dc.date.issued2017-05-06
dc.identifier.citationAbrams, Steven A., Ian J. Griffin, Keli M. Hawthorne, Sheila K. Gunn, Caren M. Gundberg, and Thomas O. Carpenter. 2005. Relationships Among Vitamin D Levels, Parathyroid Hormone, and Calcium Absorption in Young Adolescents. J Clin Endorinol Metab No 90(10). Adair & Guilkey. 1997. Age-specific Determinants of Stunting in Filipino Children. Journal of Nutrition. 127:314-320. Aguayo, Victor M. And Purnima Menon. 2016. Stop Stunting: Improving Child Feeding, Women’s Nutrition and houseold Sanitation in South Asia. Maternal and Child Nutrition pp 3-11 Agustian L, Sembiring T dan Arianai A. 2009. Peran Zink terhadap Pertumbuhan Anak. Vol (11): 4-9. Almatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Andarini, S., Ventiyaningsih, A. D. I., & Samosir, N. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi (Energi, Protein dan Zink) Dengan Stunting Pada Anak Umur 2-5 Tahun di Desa Tanjung Kamal Wilayah Kerja Puskesmas Mangaran Kabupaten Situbondo Angka Kecukupan Gizi (AKG). 2013. Tabel Angka Kecukupan Gizi 2013 bagi American Veterinary Medical Association. National Board Examination Committee. North American Veterinary Licensing Examination: Bulletin of information for candidates. Bismarck (ND): The Committee; 2001. Aridiyah. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. e-Jurnal Pustaka Kesehatan vol. 3 (1) Badriah, D.L. 2011. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: PT Refika Aditama. Orang Indonesia. Tersedia dalam:http://gizi.depkes.go.id [Diakses tanggal 28 Juli 2014]. Bender, D. 2002. Introduction to Nutrition and Metabolism Third Edition. Taylor and Francis e-Library. London. Brown, KH., Peerson, JM., Rivera, J., Allen, LH. 2002. Effect of Supplemental Zinc on the Growth and Serum Zinc Concentrations of Prepubertal Children. American : Journal of Clinical Nutrition vol 75(6). Bueno, L.Aline and Mauro A. Czepielewski. 2008. The Importance for Growth of Dietary Intake of Calcium and Vitamin D. Jornal de Pediatria Vol 84(5 Caulfield L, Richard S, Rivera J, Musgrove P, Black R. 2006. Stunting, wasting, and micronutrient deficiency disorders. In: Jamison D, Breman J, Measham A, Alleye G, Claeson M, Evans D, Jha P, Mills A, Musgrove P,. Disease Control priorities in Developing Countries. 2nd ed. Washington, DC: Oxford University Press. p. 551–67. Felicia, Cosman. 2009. Osteoporosis: Panduan Lengkap agar Tulang Anda Tetap Sehat. Solo: Bintang Pustaka Fitri. 2012. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting Pada Balita (12-59 bulan) si Sumatera (Analisis Data Riskesdas 2010). Universitas Indonesia. Hapzah dan Supriadi. 2016. Asupan Kalsium dan Vitamin C dengan Tinggi Badan Siswa SD Negeri Beru-beru Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju. Jurnal Kesehatan Masyarakat Manarang Vol 2(2) Hidayati, L., Hadi, H., & Kumara, A. 2010. Kekurangan Energi dan Zat Gizi Merupakan Risiko Kejadian Stunted pada Anak Usia 1-3 Tahun yang Tinggal di Wilayah Kumuh Perkotaan Surakarta. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 3, No. 1, Juni 2010: 89-104, 3(1), 89– 104. Jumirah, Lubis Z, Aritonang E. Status Gizi dan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Anak Sekolah Dasar di Desa Nemo Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan. Skripsi. Medan Kurniawan YAI, Muslimatun S, Achadi EL, Sastroamidjojo S. 2007. Nutritional Status of Adolescent Girls in Rural Coastal Area of Tangerang District. Majalah Kedokteran Indonesia vol. 57(5): 140-5 Lestari, W.,Margawati, A., Rahfiludin, M. Zen. 2014. Faktor Resiko Stunting pada Anak Umur 6-24 Bulan di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Vol. 3, No. 1. Miekawati, W., Sayono, dan Ulfa N. 2012. Hubungan Konsumsi Kalsium dalam Makanan dan Minum dengan Keparahan Karies Gigi pada Murid Kelas IV dan V SDN Melati Kidul 1 dan 2 Kudus. Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang. Rasool,G, Hassan,Zubair Awaisi, dan Khalid Awais. 2011. Puberty Growth Spurt Age In Local Population — A Study. Pakistan Oral & Dental Journal, Vol 31, No. 1 (June Riskesdas. 2013. Riskesdas provinsi Jawa Tengah 2013 (buku 1), Buku 2: Riskesdas dalam angka provinsi Jawa Tengah. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riskesdas. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riyadi, Hadi. Zinc untuk Pertumbuhan dan perkembangan anak. Prosiding Seminar Nasional Penanggulangan Masalah Defisiensi seng (Zn) : From Farm to Table. Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian Bogor. Bogor; 2007. Sulistyoningsih, H. 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta. Taufiqurrahman, Haman Hadi, Madarina Julia, Sosilowati Herman. 2009. Defisiensi vitamin A dan Zinc Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stunting pada Balita di Nusa Tenggara Barat. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Nusa TenggaraBarat. Volume 19(2). Tucker L.J., Snelling A.M., Adams T.B. 2002. Development and validation of a stages of change algorithm for calcium intake for college female students. Journal Clinical Nutrition. American vol 21(6) WHO. 2010. Global Health Risk Report. France. WHO. 2013. About Cardiovascular diseases. Geneva. WHO. 2015. World Health Statistics 2015. WHO Widyastuti, Y. 2009.Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta World Health Organization. 2011. WHO Global Database on Child Growth and Malnutrition. Geneva. Winzenberg TM, Shaw K, Fryer J, Jones G. 2010. Calcium Supplementation for Improving Bone Mineral Density in Children. Australia. The Cochrane Collaborationin_ID
dc.identifier.issn2579-9622
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/8685
dc.description.abstractRemaja putri merupakan kelompok yang rawan terhadap masalah gizi yaitu stunting dan anemia. Masalah ini berkaitan dengan berbagai defisiensi baik makronutrien maupun mikronutrien. Defisiensi makronutrien dan mikronutrien seperti protein, zinc, kalsium, vitamin D, Fe, dan kadar Hb merupakan faktor resiko stunting dan anemia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecukupan protein, zinc, kalsium, vitamin D, Fe, dan kadar Hb pada remaja putri stunting dan non stunting. Hasil Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan jumlah responden 80 orang diperoleh dengan teknik proporsional random sampling. Data tingkat kecukupan asupan diperoleh melalui wawancara recall 24 jam dan pemeriksaan kadar hemoglobin darah menggunakan metode cyamethemoglobin. Analisis data menggunakan uji statistik Independent t-test. Penelitian diketahui tingkat kecukupan asupan protein, zinc, kalsium, vitamin D, zat besi (Fe) (Fe) termasuk kategori defisit (<90%) jika dibandingkan dengan AKG (2013). Menurut analisis bivariat yang dilakukan, ada perbedaan tingkat kecukupan protein (P=0,007), zinc (P=0,005), kalsium (P=0,025), dan Fe (P=0,034) pada remaja putri stunting dan non stunting. Tidak ada perbedadaan tingkat kecukupan vitamin D (P=0,065) dan kadar Hb (P=0,640) pada remaja putri stunting dan non stunting.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherProdi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakartain_ID
dc.subjectremaja putriin_ID
dc.subjectasupan zat giziin_ID
dc.subjectkadar Hbin_ID
dc.subjectstuntingin_ID
dc.titleTingkat Kecukupan Asupan Protein, Zinc, Kalsium, Vitamin D, Zat Besi (Fe), dan Kadar Hb Pada Remaja Putri Stunting dan Non Stunting di SMP N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjoin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record