ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN ISLAM
Abstract
Dalam kitab-kitab fiqh klasik tidak terlintas pembahasan tentang
kebebasan dalam melakukan perjanjian (akad). Umumnya hanya
membatasi pembahasan tentang akad-akad tertentu dengan
merumuskan aturan-aturan rinci (rukun dan syarat) yang terkandung
dalam akad. Seakan hukum perjanjian Islam menutup kebebasan
para pihak untuk membuat bentuk kesepakatan yang diinginkan
dalam melakukan perjanjian. Bentuk akad yang terkandung dalam
fiqh sebenarnya memuat pembahasan secara sekilas tentang hukum
perjanjian Islam yang telah ditetapkan oleh para ahli hukum Islam
(fuqaha). Penyebutan bentuk-bentuk akad hanya berdasarkan akad
yang berlaku pada masa itu. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan
untuk mengembangkan bentuk akad baru yang sesuai dengan
kebutuhan sekarang. Dalam konteks ini, hukum perjanjian Islam
mengenal asas kebebasan berkontrak, yaitu kebebasan untuk
membuat akad baru yang belum pernah dirumuskan oleh para
fuqaha atau mengisikan sejumlah klausula-klausula baru yang
mencerminkan kepentingan masing-masing pihak. Dengan catatan
dilakukan secara suka rela serta tidak termasuk larangan syara’.