ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN ISLAM
dc.contributor.author | Huda, Nurul | |
dc.date.accessioned | 2012-04-19T08:51:25Z | |
dc.date.available | 2012-04-19T08:51:25Z | |
dc.date.issued | 2005-11 | |
dc.identifier.citation | Al-Qur’an al-Karim A. Qirom Syamsudin Melida, Pokokpokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, (Yogyakarta: Liberty, 1985). Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan (Bandung: Alumni, 1992) Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘Ala al- Mazahib al-Arba’ah, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1990). Ahmad Abu Fath, Kitab al-Muamalat fi asy-Syariah al-Islamiyah wa Qawanin al-Misriyyah (Mesir: Matha’ah al-Busfur, 1913). Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas Hukum Muamalah: Hukum Perdata Islam, (Yogyakarta: Penerbit Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, 1993). Asmuni A. Rahman, Qaidah-Qaidah Fiqih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975). As-Sanhuri, Masadir al-Haqq fi al- Fiqh al-Islami: Dirasah Muqaranah bi al-Fiqh al-Garbi (Ttp: Dar al-Hana li at-Tiba’ah wa an- Nasyr, 1958). Asy-Syaukani, Fath al-Qadir (Mesir: Mustafa al-Babii al-Halabi, 1964). Az-Zarqa’, al-Fiqh al-Islami fi Saubihi al-Jadid (Damaskus: Dar al-Fikr, 1967). Ensiklopedi Hukum Islam, Abdul Azis Dahlan, et,al. (ed), (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996). Imam Bukhari, Shahih Bukhari: Kitab Ijarah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981). | en_US |
dc.identifier.issn | 0852-368X | |
dc.identifier.uri | http://hdl.handle.net/11617/874 | |
dc.description.abstract | Dalam kitab-kitab fiqh klasik tidak terlintas pembahasan tentang kebebasan dalam melakukan perjanjian (akad). Umumnya hanya membatasi pembahasan tentang akad-akad tertentu dengan merumuskan aturan-aturan rinci (rukun dan syarat) yang terkandung dalam akad. Seakan hukum perjanjian Islam menutup kebebasan para pihak untuk membuat bentuk kesepakatan yang diinginkan dalam melakukan perjanjian. Bentuk akad yang terkandung dalam fiqh sebenarnya memuat pembahasan secara sekilas tentang hukum perjanjian Islam yang telah ditetapkan oleh para ahli hukum Islam (fuqaha). Penyebutan bentuk-bentuk akad hanya berdasarkan akad yang berlaku pada masa itu. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan bentuk akad baru yang sesuai dengan kebutuhan sekarang. Dalam konteks ini, hukum perjanjian Islam mengenal asas kebebasan berkontrak, yaitu kebebasan untuk membuat akad baru yang belum pernah dirumuskan oleh para fuqaha atau mengisikan sejumlah klausula-klausula baru yang mencerminkan kepentingan masing-masing pihak. Dengan catatan dilakukan secara suka rela serta tidak termasuk larangan syara’. | en_US |
dc.subject | asas kebebasan berkontrak | en_US |
dc.subject | hukum Islam | en_US |
dc.subject | perjanjian | en_US |
dc.subject | akad | en_US |
dc.title | ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN ISLAM | en_US |
dc.type | Article | en_US |