dc.identifier.citation | Armstrong, E. M., & Ferguson, A. 2011. Language, meaning, context, and functional communication. Aphasiology, 24(4), 480-496. Tersedia di internet. Diunduh tanggal 16 Februari 2017 dari http://ro.ecu.edu.au/ecuworks/6525. Arikunto. Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Brown, D, H. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom Practices. New York: Addison Wesly Longman Inc. Brown, D. H. 2007. Principles of Language Learning and Teaching (Fifth Edition). San Fransisco: Pearson Education, Inc. Celce-Murcia, M. 2001. Teaching English as a Second or Foreign Language (Third Edition). New York: Heinle&Heinle, Ltd. Chomsky, N. 1965. Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge: MIT Press. Emzir, B. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halliday, MAK dan Hasan, Ruqaiyah. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Harmer, J. 2007. How to (New Edition). Edinburgh Gate: Pearson Longman. Kemmis, S & McTaggart, R. 1990. The action research planner. 3rd Victoria: Deakin University. Mckay, Penny. 2007. Assessing Young Language Learners. Cambridge: Cambridge University Press. Pandor, Pius. 2015. Menyibak Praksis lonto léok dalam Demokrasi Lokal Manggarai dalam Armada Riyanto, dkk. Kearifan Lokal Pancasila: Butir-butir Filsafat Keindonesiaan. Yogyakarta: Kanisius. Sibarani, Robert. 2014. Kearifan Lokal: Hakekat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2006. Jakaarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. | in_ID |
dc.description.abstract | Bahasa diasumsikan sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bersosialisasi
satu sama lain. Lonto léok adalah salah satu kearifan lokal guyup tutur masyarakat Manggarai,
NTT yang merupakan demokrasi lokal yang mengatur tata kehidupan orang Manggarai seperti
pemeliharaan perdamaian dan keamanan, penegakan hukum dan adat, kesatuan dan persatuan,
pemiliharaan kesusilaan dan sopn santun, pembagian lahan, kegiatan pembelajaran, dan lain-lain.
Dalam perspektif pembelajaran keterampilan berbicara, lonto léok memiliki langkah-langkah
implementasi yang jelas seperti céngka ‘apersepsi dan eksplorasi’ cica ‘menanggapi’, caca
‘menemukan jalan keluar’ dan congko ‘menyimpulkan’. Langkah-langkah ini dapat mempercepat
kemahiran keterampilan berbicara, memacu aktivasi para peserta didik, , dan kelekatan budaya
yang semuanya bermuara pada bingkai ketercapaian target pembelajaran.Tujuan dari penelitian
untuk menganalisis impelementasi dari pembelajaran bahasa Inggris berbasis budaya lonto
léok dalam kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kelas IV SDI Rai di kecamatan Ruteng.
Deskriptif kualitatif dengan prosedur purposif diterapkan dalam penelitian ini. Data dikumpul
melalui tes dan non tes. Instrumen tes merujuk pada performansi individu dengan menampilkan
skoring rubriknya. Sedangkan untuk instrumen non tes adalah lembar observasi dan wawancara.
Hasil menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berbicara, keaktifan siswa, serta kelekatan
budaya siswa kelas IV sekolah dasar SDI Rai kecamatan Ruteng selama proses pembelajaran. | in_ID |