Show simple item record

dc.contributor.authorArrisaldi, Thema
dc.contributor.authorHidayat, Rokhmat
dc.date.accessioned2017-07-20T04:27:38Z
dc.date.available2017-07-20T04:27:38Z
dc.date.issued2017-05-22
dc.identifier.citationBadan Pusat Statistik. 2015. Petungkriyono Dalam Angka. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara. Condo, W.H., Pardyanto, Ketner, P.B., Amin, Gafoer, S., Samodra, H., 1996. Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan.Edisi II. Pusat Penelitian Bandung. dan Pengembangan Geologi, Cruden, D.M. & Varnes, D.J. 1996. Landslide Investigation and Mitigation : Landslide Types and Proceesses. Edt. A.K. Turner & R.L. Schuster. Special Report 247. Transportation Research Board. Amerika Serikat. Hermawan, D., Yuono Rezky., 2011. Delineasi Daerah Prospek Panas Bumi Berdasarkan Analisis Kelurusan Citra Landsat Di Candi Umbul-Telomoyo, Provinsi Jawa Tengah. Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6. Pusat Sumber Daya Geologi. Bandung Karnawati, D. 2005. Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia dan Upaya Penanggulangannya. Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2007, Penataan Kawasan Rawan Bencana Longsor. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta. Pettijohn,F.J., 1971. Sedimentary Rocks., 3rd Edition., Harper & Row, NewYork. Pustantra, F., Y., 2012. Skripsi Kontras Struktur Geologi Pada Batuan Vulkanik dan Karbonat Daerah Dlingo, Kabupaten Bantul dan Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istiimewa Yogyakarta Menggunakan Digital Elevation Model (DEM) dengan Metode Digital Extraction. Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan) Rahardjo, H.; Leong, E.C.; & Rezaur, R.B. 2002. Studies of Rainfall-induced Slope Failures. Prosiding Seminar Nasional Slope Landslide and Slope Stability. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Parahyangan. Bandung. Robiayana, R., Athanasius, Almafi.,2010. Peta Kawasan Rawan Bencana Gempabumi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Badan Geologi. Bandung. Sujanto, F. X., Siwindono, T., Sahudi, K., dan Purnomo, E., 1994, Pandangan baru Tektonik Neogen daerah sekitar Java axial ridge Banyumas Kebumen, Kumpulan Makalah Seminar Geologi Dan Geotektonik Pulau Jawa sejak Akhir Mesozoik hingga Kuarter, Geological Engineering Department, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, p. 27– 52. Streckiesen, A. L., LeBas M. J., 1999., The IUGS Systematics of Igneous Rocks., Departement of Geoogy, University of Leiceister. Leicester. Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, Vol. 1 A, Government Printing Office, TheHauge, Amsterdam. Hal 604-607 Varnes, D.J., 1978, Slope Movement types and processes, secial report;176; Landslide; Analysis and Control, Eds : R.L. Schuster dan R.J. Krizek, Tranport Research Board, National Research Council, Washington, D.C., 11-33.in_ID
dc.identifier.isbn978-602-361-072-3
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/11617/9010
dc.description.abstractKarangkobar merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Banjarnegara dengan potensi gerakan tanah yang tinggi. Dalam mengurangi risiko bencana gerakan tanah Kementerian Pekerjaan Umum memiliki metode pemetaan potensi gerakan tanah menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2007 tentang penataan ruang kawasan rawan bencana longsor. Peraturan tersebut memiliki 7 parameter dengan memiliki bobot pada subparameternya, yaitu kelerengan (30%), curah hujan (15%), tata air lereng (7%), batuan penyusun lereng (20%), kegempaan (3%), vegetasi (10%), dan kondisi tanah (15%). Ke tujuh parameter tersebut dilakukan overlay menggunakan software ArcMap. Hasil overlay pada metode pemetaan yang sudah dimodifikasi pada tiap subparameternya didapatkan 0,244 km2 luasan terletak pada zona ancaman gerakan tanah rendah, 32,102 km2 luasan terletak pada zona ancaman gerakan tanah sedang, dan 9,32 km2 luasan terletak pada zona ancaman gerakan tanah tinggi. Berdasarkan kerawanan terhadap gerakan tanah didapatkan 3 zona usulan pemanfaatan lahan. Zona 3 dengan tingkat kerawanan tinggi diusulkan sebagai kawasan lindung sehingga tidak layak untuk dibangun. Zona 2 memiliki tingkat kerawanan sedang dapat difungsikan sebagai kawasan pertanian, perkebunan dengan memperhatikan beberapa hal seperti pola tanam, jenis vegetasi, drainase, dan kestabilan lereng pada daerah tersebut. Zona 1 memiliki tingkat kerawanan gerakan tanah dari rendah hingga sedang dapat dimanfaatkan sebagai pemukiman dan kawasan industri.in_ID
dc.language.isoidin_ID
dc.publisherMuhammadiyah University Pressin_ID
dc.subjectgerakan tanahin_ID
dc.subjectKarangkobarin_ID
dc.subjectPotensiin_ID
dc.subjectMetode pemetaan gerakan tanahin_ID
dc.subjectlongsorin_ID
dc.titleKajian Pemanfaatan Wilayah Rawan Longsor di Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.22/PRT/M/2007 dengan Modifikasiin_ID
dc.typeArticlein_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record